3. Indikator Pembangunan
Ada beberapa target indikator pembangunan pada 2022 yang mengalami perubahan dari pembahasan sebelumnya seperti nilai tukar petani sebelumnya ditargetkan 102-105, kini berubah dan ditetapkan menjadi 103-105. Demikian juga untuk nilai tukar nelayan dari sebelumnya ditetapkan 102-105, kini menjadi 104-106.
Sementara untuk beberapa indikator pembangunan lainnya pada 2022 masih sama. Seperti pembangunan tingkat pengangguran terbuka yakni 5,5-6,3%, tingkat kemiskinan 8,5-9%, serta gini ratio indeks tetap berada di 0,36-0,378%.
"Indeks pembangunan manusia 73,41 sampai dengan 73,46 kesepakatannya juga sama," tutur Muhidin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
4. Target Perpajakan Rp 1.528 T
Pendapatan negara pada 2022 disepakati Rp 1.823,5-1.895,4 triliun atau 10,18-10,44% PDB. Ini menjadi landasan untuk mengembalikan defisit anggaran maksimal 3% dari PDB pada 2023.
Pendapatan negara terdiri dari penerimaan perpajakan ditargetkan bisa mencapai Rp 1.499,3-1.528,7 triliun, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) ditargetkan Rp 322,4 triliun hingga Rp 363,1 triliun, dan hibah ditargetkan Rp 1,8 triliun hingga Rp 3,6 triliun.
Sementara itu, belanja negara sebesar Rp 2.631,8 triliun hingga Rp 2.775,3 triliun atau 14,69-15,29% PDB. Belanja negara terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp 1.856 triliun sampai Rp 1.929,9 triliun, dan transfer ke daerah dan dana desa Rp 775,8 triliun sampai Rp 845,3 triliun.
(aid/ara)