Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) nilai ekspor sektor pertanian pada Juni 2021 mengalami kenaikan sebesar 33,04% (M-to-M) atau sebesar 15,19 persen secara (yoy). Kenaikan terjadi setelah komoditas tanaman obat, aromatik, rempah, kopi, dan sarang burung walet memberi sumbangsih besar dalam kinerja ekspor kita selama Juni 2021.
BPS mencatat nilai ekspor pertanian mencapai US$ 0,32 miliar. Menanggapi hal tersebut, Wakil Menteri Pertanian RI Harvick Hasnul Qolbi menyampaikan bahwa capaian itu harus disyukuri dan terus optimistis untuk meningkatkan kinerja ekspor Indonesia.
"Jangan puas sampai di sini. Kita punya begitu banyak komoditas potensial, dan kita terus memotivasi petani untuk merambah pasar ekspor," terangnya dalam keterangan tertulis, Minggu (18/7/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harvick menambahkan, pemerintah juga menyiapkan dukungan untuk sektor pertanian. Presiden Jokowi mengharapkan sektor pertanian dapat menyerap 1/3 dari dana KUR yang tersedia. Menurut data hingga bulan ini sudah Rp 40 triliun yang sudah tersalurkan.
"Artinya kita bersyukur sekali, berkah, kita punya Presiden yang sangat concern soal Pertanian. Karena itu lah sektor ini menggeliat. Petani kita juga semakin kreatif dan berdaya saing," ucapnya.
Sekadar informasi BPS mencatat adanya kenaikan nilai ekspor sektor pertanian pada bulan Juni 2021, yakni sebesar 33,04% (MoM) atau 15,19% secara YoY. Kenaikan ini terjadi berkat peran 5 komoditas, yakni tanaman obat, aromatik, rempah, kopi dan sarang burung yang berhasil mendongkrak kinerja ekspor pertanian.
"Secara nilai, ekspor sektor pertanian tercatat mencapai sebesar 0,32 miliar dollar," kata Kepala BPS, Margo Yuwono.
Dengan kenaikan tersebut, menurutnya ekspor nonmigas secara nasional turut menyumbang sebesar 93,36% dari total nilai ekspor Juni 2021 yang mencapai US$ 18,55 miliar. Ia mengatakan angka ini naik 9,52% dibandingkan dengan ekspor pada bulan Mei 2021.