Ekonomi Aceh Tumbuh 2,56%, Terendah di Sumatera?

Ekonomi Aceh Tumbuh 2,56%, Terendah di Sumatera?

Agus Setyadi - detikFinance
Kamis, 05 Agu 2021 17:35 WIB
Kota Banda Aceh
Foto: Suasana kota Banda Aceh (Agus Setyadi-detikcom)
Banda Aceh -

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan II tahun 2021 sebesar 2,56%. Pertumbuhan itu disebut paling rendah bila dibandingkan provinsi lain di Sumatera.

Dalam data dirilis BPS Aceh, Kamis (5/8/2021), pertumbuhan ekonomi Sumatera pada triwulan II-2021 mencapai 5,27% dibandingkan triwulan II-2020 (y-on-y). Berdasarkan wilayah regional Sumatera, Provinsi Kepulauan Riau tercatat sebagai provinsi dengan pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 6,90% diikuti Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 6,85% dan Provinsi Bengkulu sebesar 6,29%.

"Beberapa provinsi lainnya mengalami pertumbuhan di antara 5-6 persen, sementara Provinsi Aceh sendiri mengalami pertumbuhan ekonomi yaitu sebesar 2,56%," kata Kepala BPS Aceh Ihsanurrijal dalam konferensi pers virtual Kamis (5/8).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bila dilihat secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi provinsi di Sumatera adalah Kepulauan Riau 6,90%, Kepulauan Bangka Belitung 6,85%, Bengkulu 6,29%, Sumatera Barat 5,76%, Sumatera Selatan 5,71%, Jambi 5,39%, Riau 5,13%, Lampung 5,03%, Sumatera Utara 4,95% dan Aceh 2,56%.

Ihsanurrijal menjelaskan, kondisi tersebut berbanding terbalik pada keadaan triwulan II-2020 secara year-on-year, yaitu perekonomian Sumatera mengalami penurunan sebesar 3,17%. Dia menilai kondisi itu terjadi karena dampak dari pandemi COVID-19 yang melanda seluruh wilayah termasuk wilayah Sumatera.

ADVERTISEMENT

Provinsi yang paling parah mengalami penurunan saat itu, kata Ihsanurrijal, adalah Provinsi Kepulauan Riau, diikuti Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Sumatera Barat. Sementara Provinsi Aceh sendiri mengalami penurunan ekonomi yang tidak begitu besar, yaitu menduduki peringkat ketiga setelah Provinsi Bengkulu dan Sumatera Selatan.

Untuk triwulan II-2021, jelas Ihsanurrijal, ekonomi Aceh dengan migas tumbuh 2,56% dibandingkan triwulan I-2021 (y-on-y). Sementara bila mengeluarkan migas, pertumbuhan ekonomi Aceh
secara y-on-y tumbuh signifikan sebesar 5,98%.

Menurutnya, lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah transportasi dan pergudangan sebesar 63,29%, jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 14,84%, serta administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib
sebesar 12,42%. Sementara beberapa lapangan usaha masih mengalami pertumbuhan negatif.

"Bila dilihat dari sumber pertumbuhan ekonomi Aceh triwulan II-2021 y-on-y, sumber pertumbuhan tertinggi berasal dari lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 2,31%, diikuti perdagangan besar dan eceran sebesar 1,24% serta administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 1,13%," ujarnya.

"Perekonomian Aceh triwulan II 2021 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp45,39 triliun dengan migas dan tanpa migas adalah sebesar Rp43,97 triliun. Sementara itu PDRB atas harga konstan dengan migas adalah sebesar Rp33,10 triliun dan tanpa migas adalah sebesar Rp32,05 triliun," lanjut Ihsanurrijal.

(agse/hns)

Hide Ads