Pemerintah Singapura akan melonggarkan pengetatan aktivitas masyarakat akibat COVID-19. Alasannya karena jumlah orang yang divaksinasi sudah meningkat.
Melansir CNBC, Jumat (6/8/2021), pemerintah Singapura sebelumnya telah merevisi kebijakan tentang penanggulangan penyebaran COVID-19 akibat varian delta. Negara itu terakhir memperketat tindakan pada 22 Juli dengan mengeluarkan kebijakan pelarangan makan di tempat dan membatasi kegiatan sosial.
Namunm Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung mengatakan saat ini jumlah kasus harian telah stabil sejak pembatasan sosial terbaru diberlakukan. Selama waktu pembatasan, jumlah orang yang telah divaksinasi dan menerima 2 dosis naik dari sekitar 40% menjadi 67%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mencegah peningkatan infeksi, penyakit parah, dan kematian yang tidak terkendali," kata Ong.
Singapura sendiri merupakan salah satu negara yang melakukan vaksinasi yang paling cepat. Ong mengatakan proporsi orang yang divaksinasi penuh akan meningkat menjadi sekitar 70% pada hari Senin mendatang, tepat pada saat Hari Kebangsaan Singapura.
Namun, mengingat sebagian besar populasi Singapura masih belum sepenuhnya divaksinasi, pemerintahnya tetap akan menerapkan aturan sosial yang berbeda berdasarkan status vaksinasi masyarakatnya.
Mulai Selasa pekan depan, syarat jumlah pertemuan kelompok sosial akan dilonggarkan dari dua orang menjadi lima orang. Tetapi pemerintah Singapura menegaskan bagi yang belum divaksinasi batasan jumlahnya tetap 2 orang.
Makan di tempat makanan dan minuman akan diizinkan secara kelompok hingga lima orang. Namun syaratnya jika semua orangnya telah divaksinasi secara penuh atau memiliki tes Covid negatif dalam 24 jam terakhir.
Akan tetap untuk makan di pusat kuliner terbuka dan kedai kopi hanya diperbolehkan untuk kelompok hingga dua orang, terlepas dari status vaksinasi.
Masih ada lagi seputar pelonggaran kegiatan masyarakat di Singapura. Langsung klik halaman berikutnya.