Ia mengatakan proses penggantian beras yang rusak akan dilakukan melalui mitra Bulog yang melakukan distribusi ke lapangan yakni PT Pos Indonesia (Persero) dan DNR Corporation. Kemudian, kumpulan beras yang tidak layak atau rusak itu akan dimusnahkan.
"Kalau sudah beras yang rusak kami musnahkan. Seperti yang lalu 20.000 ton kita musnahkan atas izin negara karena itu harus izin negara," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai informasi, Kementerian Sosial melalui Perum Bulog melanjutkan penyaluran Bantuan Sosial Beras (BSB) PPKM. Saat ini bantuan itu memasuki tahap II yang akan menyasar 8,8 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
Buwas mengatakan targetnya, penyaluran beras tahap II ini akan selesai hingga 20 Agustus 2021. Itupun merupakan target terlama, mengingat penyaluran beras ke daerah-daerah pelosok memiliki medan yang sulit.
"Target awal itu paling cepat 17 Agustus, tapi paling lambat 20 Agustus. Karena kan penyaluran di pelosok itu tidak mudah, ada yang pakai sapi, kuda, atau perahu, pesawat udara. Jadi kalau nanti ada yang rusak ya langsung diganti. Kami kirim lagi," jelasnya.
Sebelumnya peluncuran BSB tahap I telah menyalurkan beras ke 20 juta KPM.Targetnya pemerintah menyalurkan bansos beras kepada 28,8 juta keluarga penerima selama 2021. Dalam penyalurannya pemerintah melibatkan perusahaan logistik PT Pos Indonesia dan DNR Corporation.
(fdl/fdl)