Kegagalan bukan akhir dari segalanya. Inilah yang dilakukan Founder Shopatblow, Vincent, saat terpaksa merugi di awal menjalankan bisnisnya. Alih-alih putus asa, Steven justru terus berinovasi dan mengubah strategi bisnisnya.
Di tahun 2016, awalnya Steven hanya fokus menjual produk sepatu sisa gudang secara offline ke pasar dan bazar. Namun, upaya ini tak membuahkan hasil. Ia pun memutuskan untuk mulai terjun ke platform digital dan memasarkan produknya melalui Shopee.
Sejak saat itu, bisnis Shopatblow terus mengalami peningkatan hingga menjual 40-60 ribu pasang sepatu wanita setiap bulannya. Shopatblow juga mencatat pertumbuhan bisnis hingga 500 kali lipat dari awal memulai bisnis online di Shopee. Vincent menyebut kesuksesan Shopatblow pun turut berdampak terhadap para karyawannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keberhasilan Shopatblow bagi saya salah satunya diukur dari rasa bangga menyaksikan perjalanan salah satu karyawan yang sudah bersama saya dari nol. Kini dia bisa beli tanah sendiri untuk dirinya dan keluarganya," ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (15/8/2021).
Dalam menjalani bisnisnya, Vincent mengaku banyak mendapat dukungan dari tim Shopee, khususnya terkait pengelolaan inventori dan gudang. Terlebih adanya pandemi dan pembatasan mobilitas membuat dirinya harus memutar otak memastikan pesanan terpenuhi.
Tak sampai di situ, Vincent juga berambisi untuk membawa usahanya merambah pasar dunia dengan bergabung di Program Ekspor Shopee dari pertengahan tahun 2020. Kini, Vincent dan ratusan karyawan serta perajin Shopatblow sudah berhasil menjual produk-produknya di Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand.
Vincent mengatakan kesuksesan bisnisnya tak lepas dari kerja sama dengan karyawan dan perajin sepatu lainnya. Berkat usaha bersama, Shopatblow dapat menjual ribuan pasang sepatu di kampanye akhir tahun Shopee tahun 2019 dan 90 ribu pasang sepatu selama bulan Ramadhan 2021.
Hingga kini, Vincent pun tetap memperhatikan kesejahteraan karyawan mengingat mereka merupakan kunci dalam menjaga performa dan mempertahankan bisnisnya. Bersama dengan dua karyawan yang mendampinginya dari nol, Shopatblow telah membangun pabrik dan kantor di Bogor, Jakarta, Semarang, Surabaya, dan Tangerang.
Pertumbuhan bisnis Shopatblow pun turut berdampak bagi banyak orang di baliknya, mulai dari karyawan, perajin, hingga dropshipper. Dikatakan Vincent, beberapa karyawannya pun telah dapat mencicil mobil hingga rumah. Menurutnya, kemerdekaan finansial karyawannya jadi hal penting dalam keberlangsungan bisnis Shopatblow.
"Setiap ada karyawan atau perajin yang cerita ke saya mereka sudah mulai cicil mobil, cicil rumah, dan beli tanah. Itu jadi dorongan bagi saya untuk terus maju dan punya ambisi untuk mengembangkan usaha ini. Kemerdekaan karyawan secara finansial adalah tonggak pencapaian penting di perjalanan panjang kami," ungkapnya.
Meski usahanya telah sukses, Vincent berencana untuk memperluas bisnisnya ke negara lainnya, seperti Erigo. Ke depan, ia juga ingin memiliki gudang yang lebih besar sehingga Shopatblow bisa melakukan ekspansi produk lebih luas.
"Saya berkeinginan Shopatblow bisa tumbuh dan masuk pasar dunia seperti Erigo. Gencarnya Erigo melakukan pemasaran di Shopee, serta kegigihan dalam memperkuat strategi bisnis sudah terbukti. Besar harapan saya, ke depannya Shopatblow bisa ekspansi produk, dan punya gudang yang lebih besar seperti Erigo," pungkasnya.
(ega/ega)