Neraca Perdagangan Juli Diramal Surplus US$ 2,3 M, Ini Penyebabnya

Neraca Perdagangan Juli Diramal Surplus US$ 2,3 M, Ini Penyebabnya

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 18 Agu 2021 10:10 WIB
Neraca perdagangan pada Oktober 2017 tercatat surplus US$ 900 juta, dengan raihan ekspor US$ 15,09 miliar dan impor US$ 14,19 miliar.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini akan mengumumkan perkembangan neraca perdagangan. Bagaimana prediksinya?

Ekonom PermataBank Josua Pardede memproyeksikan neraca perdagangan pada Juli 2021 akan surplus US$ 2,3 miliar, naik dibandingkan surplus bulan sebelumnya yang mencapai US$ 1,32 miliar.

Dia mengatakan peningkatan surplus pada bulan Juli disebabkan oleh penurunan impor secara bulanan, diikuti oleh kenaikan ekspor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kenaikan ekspor didorong oleh meningkatnya harga komoditas utama ekspor Indonesia, seperti batu bara dan CPO, yang masing-masing naik sebesar 16,93 % mtm dan 4,74 % mtm," kata Josua saat dihubungi detikcom, Rabu (18/8/2021).

Josua mengungkapkan kenaikan nilai ekspor dibatasi oleh melambatnya aktivitas manufaktur di beberapa negara/kawasan mitra dagang Indonesia, seperti China, Jepang, dan negara-negara Eropa. PMI Manufacturing China turun ke level 50,3, Jepang turun ke 48,8, sementara Eropa turun ke 62,8.

ADVERTISEMENT

Secara tahunan, pertumbuhan ekspor diperkirakan mencapai 35,82% yoy. Di sisi lain, impor Indonesia diperkirakan turun seiring dengan penurunan aktivitas manufaktur Indonesia, tercermin dari turunnya PMI Manufacturing Indonesia yang turun ke level 40,1 dari sebelumnya 53,5.

Penurunan aktivitas manufaktur diakibatkan oleh diberlakukannya PPKM darurat sejak bulan Juli. Secara tahunan, pertumbuhan impor diproyeksikan masih tinggi karena adanya low-base effect di tahun 2020. Pertumbuhan impor diprediksi tercatat 55,73% yoy.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memproyeksikan neraca perdagangan Juli 2021 surplus US$ 2,89 miliar. Angka ini disebabkan oleh melemahnya permintaan domestik di tengah pemberlakuan PPKM, sehingga menurunkan permintaan impor.

Dia mengharapkan defisit transaksi berjalan tetap terkendali tahun ini. Selain itu pelonggaran PPKM Darurat atau Level 3-4 bisa meningkatkan permintaan domestik di level tertentu.

Riset Danareksa Sekuritas memperkirakan neraca perdagangan akan surplus US$ 2,32 miliar. Hal ini ditopang dengan ekspor yang mencapai US$ 18,86 miliar atau tumbuh 1,73% dan impor yang US$ 16,54 miliar atau minus 3,9%.

(kil/ara)

Hide Ads