Dilema Aturan Truk Obesitas: Kurangi Muatan atau Naikkan Kualitas Jalan?

Dilema Aturan Truk Obesitas: Kurangi Muatan atau Naikkan Kualitas Jalan?

Aulia Damayanti - detikFinance
Selasa, 24 Agu 2021 19:28 WIB
Truk ODOL melintas di jalan tol
Foto: Dok. Djoko Setijowarno

Dia mengungkapkan jika Zero ODOL diterapkan berdasarkan pertimbangan JBI, produsen beton ringan harus menginvestasikan dana sebesar 65% dari jumlah truk yang ada sekarang untuk bisa mengangkut dengan kapasitas yang sama.

"Jadi kalau sekarang kami mengirim barang dengan menggunakan 100 truk per hari untuk satu pabrik, kalau ditegakkan begitu, kami harus menambah kira-kira 65 truk lagi, Bayangkan kalau kita mau mengirim 2000 truk per hari, kan kita mesti tambah 1.300 truk . Mau cari dimana 1.300 supir. Padahal kapasitas truk itu sekarang sudah sanggup mengangkut tanpa masalah," tukasnya.

Dengan adanya penambahan banyak truk itu, menurut Franky, tidak bisa dihindari akan membuat jalan semakin padat. "Terus parkirnya dimana mereka nanti, karena truk itu bukan cuma nambah jumlahnya, tapi pasti butuh tambahan tempat parkir. Itu juga kan harus dipikirkan pemerintah," tegasnya.

Jika terjadi inefisiensi nasional, Franky mengatakan itu akan membuat daya saing industri nasional menjadi menurun. Dia mengatakan kapasitas produksi beton ringan saat ini turun sebesar 30% karena dampak pandemi COVID-19.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kenapa? Karena biaya logistik Indonesia yang saat ini sudah paling tinggi, mencapai 24%, kalau dibebankan lagi dengan cara menegakkan yang belum memakai prakondisi maka pasti akan ada kenaikan harga. Itu sama saja dengan semakin menaikkan biaya logistik kita," katanya.


(dna/dna)

Hide Ads