Apalagi, kata dia, lokasi kantin tempat berjualannya strategis. Kemudian, ada keringan di saat pandemi seperti sekarang. Dia mengatakan, biaya sewa di tempatnya turun dari sekitar Rp 4,5 juta menjadi Rp 1,2 juta per bulan.
"Saya di sini sewa masih manusiawi yang penting tetap bisa aktif jualan," katanya.
Hal senada juga disampaikan Deni yang menyewa di bagian dalam pusat kuliner tersebut. Ia mengaku, tak tahu adanya masalah sengketa tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Deni mengaku was-was jika suatu saat tempat usahanya diambil alih oleh pemerintah. Sementara, dia belum ada rencana jika lokasi usahanya ditutup.
"Was-was juga kalau suatu saat diambil pemerintah istilahnya sudah nyetel di sini. Tempatnya strategis," katanya.
Deni bercerita, tiap bulannya biasa membayar uang sewa Rp 7 juta. Biasanya, ia membayar uang sewa itu setahun sekaligus, di mana uang sewa itu bisa dicicil selama dua kali.
Pria yang telah menyewa selama 6 tahun ini bercerita, sebelum pandemi, pendapatan yang ia terima bisa menutup biaya sewa tersebut. Selama PPKM, ia mengaku kesulitan menutup biaya itu karena sepinya pengunjung.
"Kalau rame nutup, kalau PPKM sepi, nggak nutup, berat," ujarnya.
Simak Video "Mahfud Bahas Utang BLBI Rp 110 T: Sisanya Harus Ditagih Pak Presiden"
[Gambas:Video 20detik]
(acd/zlf)