Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan pertumbuhan ekonomi tak hanya bergantung dari konsumsi rumah tangga. Dia mau ketergantungan dari sektor konsumsi ditranformasi ke produksi.
"Kita harus mampu menggunakan momentum krisis ini untuk mempercepat transformasi ekonomi. Kita harus mampu mengubah ketergantungan pertumbuhan ekonomi dari sektor konsumsi kita transformasikan ke sektor produksi," katanya dalam pembukaan Kongres Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) XXI secara virtual, Selasa (31/8/2021).
Jokowi menyebut akan menggenjot hilirisasi industri untuk mendongkrak ekonomi dalam jangka panjang. Salah satu yang sedang digenjot adalah nikel, untuk diproduksi menjadi barang jadi seperti baterai untuk mobil listrik.
"Semua komoditas yang ada kita dorong untuk hilirisasi untuk industrialisasi. Misalnya nikel yang dalam 3 atau 4 tahun akan berubah menjadi barang jadi lithium baterai, baterai listrik, baterai mobil listrik. Begitu juga dengan bauksit, lalu kelapa sawit yang turunannya juga sangat banyak sekali," tuturnya.
Selain itu, pemerintah juga menyiapkan transformasi sektor pertanian dari hulu ke hilir. Beberapa hal yang dilakukan seperti diversifikasi pertanian, kelembagaan petani dengan modal klaster, badan usaha milik petani, dan koperasi.
"Nilai tambah dari pasca panen perlu ditingkatkan dan akses pemasaran harus diperluas dengan menjalin kemitraan dengan industri. Akses pembiayaan juga perlu dipermudah dan disederhanakan," tandasnya.
Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2021 sebesar 7,07%. Konsumsi masyarakat menjadi penyumbang terbesar, yakni 55,07%.
Lainnya seperti investasi menyumbang 29,86%, ekspor barang dan jasa 20,31%, impor barang dan jasa 19%, konsumsi pemerintah 8,51%, dan konsumsi lembaga non-profit rumah tangga (LPNRT) 1,26%.
(aid/zlf)