Jakarta -
Perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Emirat Arab atau IUAE-CEPA telah diresmikan hari ini.
Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi mengungkap dalam kerja sama dagang ini komoditas yang menjadi unggulan mulai dari emas, stainless steel, aluminium, hingga penjualan di sektor otomotif, khususnya mobil.
"Sekarang Indonesia menjadi yang tadinya negara penjual barang mentah dan barang setengah jadi, menjadi negara penjual barang industri dan industri berteknologi tinggi. Saya bisa melihat beberapa item yang sangat penting contoh nyata di perhiasan dan emas," kata Lutfi dalam konferensi pers The Negotiations for Indonesia-UAE CEPA secara virtual, Kamis (2/9/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain emas, Lutfi mengungkap RI ingin menjual stainless steel. Kemudian, mengingat UAE merupakan penjual dari alumina, maka dengan kerja sama dagang ini diharapkan bisa berkolaborasi untuk menjual aluminium atau alumina.
"Kemudian kita juga ingin menjual basic mental kita seperti stainless steel dan juga meskipun UAE penjual alumina kita ingin bekerja bersama-sama untuk bagaimana berkolaborasi untuk aluminium dan alumina," jelasnya.
Bersambung ke halaman selanjutnya.
Tak kalah penting lagi, Indonesia juga berharap bisa menjual otomotif ke UEA khususnya mobil. Lutfi berharap otomotif RI bisa merajai pasar UEA.
"Sekarang sudah kita lihat ada tanda-tanda otomotif kita sudah masuk di UAE tetapi harapan kami di masa yang akan datang otomotif atau mobil kita akan juga merajai pasar UAE," ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama Minister of State for Foreign Trade UEA, Thani bin Ahmed Al Zeyoudi mengungkup logam, emas, dan mobil memang menjadi komoditas yang menjadi unggulan dalam kerja sama RI-UEA. Namun, menurutnya minyak kelapa sawit dan produk ketahanan pangan juga menjadi produk yang penting.
"Logam mulia dan emas juga menjadi salah satu kunci komoditas. Produk otomotif mobil pun juga memainkan peran utama. Begitu juga minyak sawit dan Indonesia juga kuat di minyak sawit. Saya akan berbicara tentang ketahanan pangan dalam berbagai produk karena dengan produk ketahanan pangan untuk memastikan pasokan berkelanjutan pertanian," tuturnya.
Thani menambahkan melalui Comprehensive Economic Partnership Agreement atau CEPA dan beberapa perjanjian lainnya, di mana akan ada kegiatan ekspor dan impor barang, hal itu membuat RI-UEA bisa terkoneksi dengan perdagangan di dunia.
"Potensinya besar karena kami ekspor dan mengimpor banyak barang dari dan ke dunia lewat agreement dan CEPA akan membuat kita akan semakin terkoneksi dengan perdagangan dunia, apapun bisa ditargetkan," tutupnya.