Babak Baru Kerja Sama RI-UEA, Peluang UMKM Diperluas ke Pasar Global

Babak Baru Kerja Sama RI-UEA, Peluang UMKM Diperluas ke Pasar Global

Aulia Damayanti - detikFinance
Kamis, 02 Sep 2021 20:45 WIB
IUEA CEPA
Foto: Dok. Kemendag
Jakarta -

Perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Emirat Arab atau Indonesia-United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement (IUAE-CEPA) telah diresmikan. Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi kerja sama itu menjadi jembatan bagi semua sektor bisnis bisa mendunia, salah satunya bagi UMKM.

"CEPA harus menjadi platform ekonom yang andal dan inklusif yang akan mengangkat berbagai sektor bisnis dari semua skala, dari perusahaan multinasional hingga usaha kecil dan menengah," ungkap Lutfi dalam acara peluncuran IUAE-CEPA, Kamis (2/9/2021).

Guna mendorong UMKM agar bisa memperluas pasar ke mancanegara, Lutfi mengungkap harus didukung dengan mendorong sektor bisnis e-commerce yang menjadi wadah UMKM berdagang produknya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk mendorong hal itu, Indonesia saat ini baru saja menyederhanakan 79 Undang-undang melalui Omnibus Law atau Undang-undang cipta kerja. UU Cipta Kerja terdiri dari 11 klaster, salah satunya meningkatkan ekosistem aktivitas bisnis di berbagai sektor. Sehingga CEPA ini akan menjadi landasan bagi investor untuk menjadi bagian dalam transformasi ekonomi Indonesia," jelasnya.

Selain itu, Lutfi berharap melalui CEPA bisa meningkatkan perdagangan bilateral yang dapat memberikan manfaat bagi perekonomian kedua negara dan mensejahterakan masyarakat. Terutama dalam mendorong peningkatan produktivitas, inovasi, penciptaan lapangan kerja, kolaborasi bisnis, dan kontribusi pengentasan kemiskinan bagi kedua belah pihak.

ADVERTISEMENT

"Hari ini kami dengan bangga meluncurkan negosiasi IUAE-CEPA yang sekaligus menandai babak baru hubungan perdagangan kedua negara. Ini adalah upaya sangat penting dan substansial yang dilakukan Indonesia dan UEA untuk meningkatkan perdagangan bilateral yang dapat memberikan manfaat bagi perekonomian kedua negara dan mensejahterakan masyarakat," terangnya.

Lanjut ke halaman berikutnya.

Kemudian, Lutfi juga mengatakan ada tiga hal utama yang menjadikan CEPA penting bagi Indonesia dan UEA. Pertama, secara historis, CEPA adalah perundingan pertama Indonesia dengan negara di kawasan Teluk, begitu pula bagi UAE, ini merupakan kemitraan ekonomi yang komprehensif dengan Indonesia.

Kedua, RI dan UEA sebagai dua kekuatan ekonomi utama perlu mempererat kerja sama dengan saling melengkapi, terutama di masa pandemi COVID-19. Lutfi mengungkap dibutuhkan terobosan baru untuk saling mendorong ekonomi kedua negara.

Ketiga, CEPA diharapkan bukan sekedar kemitraan atau kerja sama pemerintah dengan pemerintah tetap juga antar pelaku usaha dan masyarakat kedua negara, CEPA akan semakin membangun kepercayaan kedua negara untuk lebih meningkatkan perdagangan dan investasi serta meningkatkan intensitas pertemuan untuk kerja sama yang berkelanjutan.

"Saya berharap putaran pertama perundingan yang dimulai hari ini akan membawa hasil yang bermanfaat. Mari dukung negosiator kita untuk bekerja dengan cepat dan menyelesaikan CEPA dalam waktu satu tahun. Saya percaya IUAE-CEPA akan menjadi dasar bagi pemulihan ekonomi di kedua negara dan meningkatkan peran dalam rantai pasokan global," pungkasnya.

Sebagai informasi, total perdagangan Indonesia-UEA pada Januari-Juni 2021 mencapai US$ 1,86 miliar. Ekspor Indonesia ke UEA tercatat sebesar US$ 850 juta dan impor US$ 1 miliar. Sementara total perdagangan Indonesia-UEA pada 2020 sebesar US$ 2,93 miliar. Total ekspor Indonesia ke UEA pada 2020 US$ 1,24 miliar dan impornya US$1,68 miliar.

Komoditas ekspor utama Indonesia ke UEA di antaranya minyak sawit, perhiasan, tabung dan pipa besi, mobil dan kendaraan bermotor, serta kain tenun sintetis. Impor utama Indonesia dari UEA di antaranya produk setengah jadi besi atau baja, hidrokarbon acyclis, aluminium tidak ditempa, logam mulia koloid, dan polimer propilena.


Hide Ads