Emas Jadi Unggulan, Mendag Yakin Perdagangan ke Arab Naik

Emas Jadi Unggulan, Mendag Yakin Perdagangan ke Arab Naik

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 03 Sep 2021 12:22 WIB
Mendag M Lutfi
Emas Jadi Unggulan, Mendag Yakni Perdagangan ke Arab Naik
Jakarta -

Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi optimistis melalui UAE-CEPA nilai perdagangan RI yang sudah mencapai US$ 2,9 miliar setara Rp 41,3 triliun (kurs Rp 14.252) akan naik sebanyak dua sampai tiga kali lipat sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Kami merasa optimis angka itu bisa tercapai karena ada beberapa bidang yang sebenarnya sangat menjanjikan," kata dia dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (3/9/2021).

Optimisme itu, didorong dengan beberapa komoditas yang tercatat menjanjikan. Seperti emas dan perhiasan emas, Lutfi mengungkap penjualannya pada 2020 sebesar US$ 8,2 miliar dan menjadi barang nomor lima terbesar di ekspor non migas RI. Penjualan ke UAE sendiri diterangkan sudah cukup banyak, melalui negara-negara transit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari angka tersebut 37% pergi ke negara transit dan negara transit tersebut mempunyai perjanjian perdagangan UAE. Maka hampir seluruhnya barang emas dan perhiasan emas itu dijual dari negara transit kepada UAE," jelasnya.

"Pada saat yang bersamaan kita hanya menjual sebesar US$ 76 juta kepada UAE secara langsung. Kenapa? Karena dengan perjanjian perdagangan tersebut berarti menjual barang-barang Indonesia lebih murah 5% karena pajaknya rendah dibandingkan beli langsung dari Indonesia," tambah Lutfi.

ADVERTISEMENT

Lanjut ke halaman berikutnya.

Dia pun menekankan bahwa perjanjian dagang dengan UAE ini sangat penting dan bisa membuka pintu agar RI bisa mengekspor barang ke negara-negara lainnya.

"Ini merupakan bagian dari pada anjungan atau jendela kita untuk menjual ekspor ke negara-negara tujuan lain non tradisional seperti di Afrika dan Jazirah Arab," tuturnya.

Lutfi juga berharap IUAE-CEPA bisa selesai pada kurang dari setahun dan bisa segera difinalisasi.

"Kita akan menyelesaikan perjanjian ini pada kesempatan pertama tidak lebih dari 1 tahun dan mudah-mudahan November ketika kunjungan Bapak Presiden Jokowi ke UAE perjanjian ini sudah dalam bentuk hampir selesai atau bahkan bisa difinalisasi," tutupnya.


Hide Ads