Produk UMKM RI Kurang 'Nendang' di Negeri Orang, Ini Buktinya

Produk UMKM RI Kurang 'Nendang' di Negeri Orang, Ini Buktinya

Siti Fatimah - detikFinance
Jumat, 03 Sep 2021 17:35 WIB
Pengunjung memilih hasil kerajinan UMKM yang dijajakan seperti tas anyaman, tikar, dan beragam busana yang terbuat dari rotan di Pameran Produk Kerajinan UMKM di SMESCO, Jakarta, Kamis (5/6/2014). Acara tersebut digelar oleh Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) dan UMKM dari seluruh Indonesia untuk meningkatkan daya saing dalam menghadapi pasar bebas ASEAN 2015. (FOTO: Rachman Haryanto/detikFoto)
Ilustrasi produk UMKM/Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Menteri Koperasi dan UKM,Teten Masduki mengungkapkan kontribusi ekspor produk UMKM Indonesia masih di angka 14%. Menurut Teten capaian tersebut masih kalah jika dibandingkan, misalnya dengan Jepang dan China.

"Kontribusi ekspor UMKM masih rendah, masih 14% jauh dibandingkan dengan China 70%, Jepang 40%. Nah ini artinya apa? UMKM harus segera menjadi bagian rantai pasok industri nasional dan global dan saya rasa masuk BUMN ini sudah langkah yang tepat," kata Teten dalam acara penandatanganan nota kesepahaman antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan Kementerian BUMN dan Kementerian Perindustrian, Jumat (3/9/2021).

Teten mengatakan, selain kontribusi ekspor yang rendah, rasio produk UMKM dalam rantai pasok nilai global pun masih rendah. Di Indonesia masih 6,3% jauh di bawah Malaysia yang sudah mencapai 46,2%, Thailand 29,6% dan Vietnam 20,1%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sehingga, pihaknya pun memutuskan untuk melakukan kemitraan UMKM dengan Kementerian BUMN dalam hal rantai pasok. Kemitraan ini, kata Teten, sudah diatur dalam UU Cipta Kerja.

"Di UU Cipta Kerja kemitraan UMKM dengan industri besar ini juga ekosistemnya sudah dibangun dengan baik tinggal kita implementasikan. Harapan saya ini dapat menyemangati, ini baru ada 6 BUMN tapi mudah-mudahan ini semakin banyak BUMN untuk bisa mendukung kolaborasi dengan UMK dan IKM," paparnya.

ADVERTISEMENT

Keenam BUMN itu yaitu PT PLN, PT Pertamina, Kimia Farma, Perhutani, PT Krakatau Steel dan PT RNI Persero. Dia menilai, BUMN memiliki peran strategis dalam meningkatkan partisipasi UMKM dalam rantai pasok, nilai industri lokal hingga global.

"Saya kira banyak potensi produk koperasi, UMKM, IKM yang dapat dipasok ke BUMN maupun ke perusahaan besar seperti komponen kesehatan, alat-alat pertanian, makanan minuman, funiture, produk potensial lainnya termasuk bahan baku," jelasnya.

"Saya kira ini langkah yang sangat baik sekaligus menggarisbawahi krusialnya kolaborasi gotong royong antar kementerian lembaga," pungkasnya.

Berlanjut ke halaman berikutnya. Langsung klik

Teten menambahkan hingga dua dekade terakhir struktur ekonomi Indonesia tidak mengalami perubahan, di mana pelaku ekonomi didominasi UMKM. Dia mengatakan harus ada terobosan baru agar UMKM dapat naik kelas salah satunya melalui kemitraan-kemitraan.

"Jadi betul bahwa ekonomi RI 99,9% didominasi UMKM oleh karena itu penting kita mencari trobosan bagaimana kita bisa mengubah struktur ekonomi yang didominasi oleh usaha mikro yang informal, yang tidak produkstif ini bisa naik kelas," kata Teten.

Dengan begitu, kini UMKM dapat melebarkan saya sebagai pemasok rantai di perusahaan BUMN. "Jadi kemitraan UMKM dan BUMN dalam rantai pasok ini saya kira salah satu terobosan. Kalau nggak nanti UMKM bikin kerapak-keripik terus," tuturnya.

Sementara itu, Teten mengatakan, Bank Dunia telah memberikan rekomendasi agar Indonesia menyiapkan pekerjaan kelas menengah dengan tiga strategi. Pertama, peningkatan produktivitas secara menyeluruh, kedua mengalihkan pekerja ekonomi ke sektor pekerjaan yang lebih produktif dan ketiga membangun angkatan kerja dengan keterampilan yang diperlukan termasuk kognitif, interpersonal dan digital.

Dia mengatakan, jika UMKM Indonesia dibandingkan dengan UMKM di luar negeri jauh tertinggal. Misalnya saja dengan China, Jepang dan Korea Selatan.

"Mereka sudah mulai ke dalam produk-produk yang berbasis kreativitas dan inovasi teknologi. Sehingga UMKM ini bagian rantai pasok industri nasional dan global karena itu signifikan dengan ekspornya," tutupnya.


Hide Ads