Kilas Balik Serangan 9/11: Bursa Saham Anjlok-Perusahaan Bangkrut

Aulia Damayanti - detikFinance
Sabtu, 11 Sep 2021 14:00 WIB
Mengenang Tragedi 9/11/Foto: AP Photo
Jakarta -

Pada 11 September 2001, Amerika Serikat (AS) diguncang serangan yang menyebabkan hampir 3.000 orang meninggal dunia. Kala itu, terjadi pembajakan pesawat milik maskapai AS dan serangan bunuh diri. Dampak kepada perekonomian pun juga cukup parah.

Serangan terjadi di gedung World Trade Centre (WTC) di New York City dan Pentagon di Washington DC. Gedung WTC kemudian ambruk setelah ditabrak oleh dua pesawat.

Dikutip dari Investopedia, Sabtu (11/9/2021), semua sektor ekonomi hingga bisnis terdampak setelah insiden itu. Pasar saham AS anjlok hingga 10%.

Berikut dampak tragedi serangan 9/11 ke ekonomi AS:

Saham Anjlok

World Trade Centre (WTC) di New York City adalah kantor bagi banyak perusahaan perdagangan, pialang, dan keuangan lainnya. Termasuk NYSE dan Nasdaq. Kedua perusahaan pun menutup perdagangan pasar hingga 17 September. Penutupan itu menjadi yang terlama sejak 1933.

Pada hari pertama perdagangan NYSE setelah 9/11, saham turun 684 poin atau anjlok 7,1%. Penurunan itu menjadi rekor kerugian terbesar dalam sejarah di satu hari perdagangan perusahaan.

Dow Jones turun hampir 1.370 poin, mewakili kerugian lebih dari 14%.3, Indeks Standard and Poor's (S&P) merosot 11,6%. Diperkirakan US$ 1,4 triliun lenyap dalam lima hari perdagangan kala itu.

Melihat perdagangan ditutup dan menurunnya nilai saham. Investor rama-ramai menjual semua sahamnya. Terbanyak penjualan saham perusahaan penerbangan dan asuransi.

Yang paling terpukul adalah American Airlines dan United Airlines. Karena dalam insiden pesawat yang menabrak WTC itu merupakan pesawat milik dua maskapai itu. Dampak langsungnya terhadap bisnis sangat signifikan.

Maskapai hingga asuransi rugi. Cek di halaman berikutnya.




(ara/ara)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork