Holding ultra mikro yang melibatkan tiga entitas BUMN yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM resmi terbentuk. Holding ini juga diharapkan dapat mendorong stabilitas sistem keuangan (SSK) di Indonesia.
Hal itu diungkapkan Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara dalam sambutannya pada Penandatanganan Perjanjian Pengalihan Saham dalam Rangka Pembentukan Holding Ultra Mikro hari ini. Awalnya ia mengungkapkan bahwa sektor UMKM menjadi salah satu sektor yang penting dalam pemulihan ekonomi.
"Saya meyakini pada masa yang akan datang, UMKM kita akan menjadi satu sektor dunia usaha yang luar biasa penting di dalam pemulihan ekonomi kita. Kalau pemulihan ekonomi kita didorong oleh usaha mikro, membuat yang mikro menjadi formal, menaruh dia dalam konteks perbankan, memberikan dia pemberdayaan, maka naik kelasnya akan lebih cepat," ujarnya secara virtual, Senin (13/9/2021).
"Dan ini tentu menjadi bagian yang selalu disampaikan terus ketika kita melakukan rencana holding ultra mikro ini. Karena itu, Pak Menteri, secara reguler mungkin nanti kita bisa melihat bagaimana perkembangan usaha kecil dan usaha mikro kita yang mendapatkan pelayanan dan tentu tidak lepas dari arahan Bapak Presiden agar porsi pendanaan untuk UMKM pada tahun 2024 adalah sedikitnya 30%," imbuhnya.
Ia mengungkapkan pembentukan holding ultra mikro didasari oleh visi bahwa usaha mikro dan usaha kecil menjadi tonggak dari dunia usaha Indonesia. Ini bukan hanya porsi kredit untuk UMKM, tapi dunia usaha sektor riil yang besar. Sebab dunia usaha sektor riil dan mikronya yang memang menjamur di mana-mana.
"Namun lebih dari sekadar financing-nya, dari sisi transaksi antar bank yang kita ingin lihat adalah usaha mikro dan usaha kecil yang menjamur di mana-mana dan mendapatkan pendanaan dari perbankan kita," ujarnya.
"Karena itu kita berharap bahwa proses holding usaha mikro ini bisa seamless. BRI, Pegadaian, dan PNM bisa seamless. perubahan itu dimengerti oleh SDM internal, perubahan itu dimengerti oleh stakeholder kita, pelayanan tidak terdisrupsi dan ke depannya pemberdayaan tetap dijalankan," sambungnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, mewakili Menteri Keuangan Sri Mulyani sekaligus Ketua Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), bahwa pembentukan holding ultra mikro selalu menjadi bahasan dalam rapat-rapat KSSK. Sebab holding ini diharapkan dapat mendorong stabilitas sistem keuangan di Indonesia yang lebih baik.
"Kami mewakili Ibu Menteri Keuangan yang juga sekaligus Ketua Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), kami juga membicarakan mengenai pembentukan holding ultra mikro di dalam rapat-rapat KSSK untuk juga mendorong kestabilan sistem keuangan di Indonesia," ujarnya.
"Dengan adanya holding ultra mikro, kita berharap kestabilan sistem keuangan di Indonesia juga akan lebih baik. Kalau kita memasuki periode-periode sulit seperti masa krisis ini, maka nanti kita berharap holding ini dengan usahanya menjadi tonggak dari stabilitas sistem keuangan," pungkasnya.
Untuk informasi lebih lengkap, ikuti beritanya di https://sinergiultramikro.detik.com/.
Simak Video "Video: BI Sebut Daya Tahan Ekonomi RI Lebih Tinggi Dibanding AS-China"
(prf/ega)