Sektor pariwisata ikut terkena imbas negatif dari pandemi COVID-19. Pemerintah berupaya untuk memulihkannya seiring dengan penyebaran kasus COVID-19 yang kian rendah.
Asisten Staf Khusus Wakil Presiden RI Guntur Subagja Mahardika menegaskan nilai-nilai kearifan lokal (local wisdom) menjadi nilai jual (selling point) yang dapat menarik wisatawan domestik dan mancanegara, contohnya seperti budaya Baduy.
"Saba budaya Baduy dikembangkan tanpa harus menghilangkan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal," ungkap Guntur dalam keterangannya, Minggu (25/9/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Guntur mengapresiasi Presiden Joko Widodo yang dalam acara kenegaraan peringatan HUT Republik Indonesia ke-76 menggunakan pakaian adat Baduy. Ini merupakan apresiasi Presiden Jokowi terhadap budaya dan masyarakat Baduy.
Dukungan dan perhatian Presiden tersebut, kata Guntur, dapat menjadi momentum membangkitkan pariwisata budaya Baduy khususnya, serta promosi pariwisata Banten dan pariwisata Indonesia.
Guntur menjelaskan Bapak Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mendorong pariwisata tumbuh untuk menggerakkan ekonomi kerakyatan di tengah pandemi covid-19.
Dalam Global Tourism Forum - Asia Leaders Summit 2021, Wapres menyatakan pemerintah juga mencatat adanya perubahan tren pariwisata pasca pandemi, yaitu destinasi wisata alam terbuka, tidak terlalu ramai pengunjung, serta concern terhadap faktor kebersihan, kesehatan, keamanan dan kelestarian (4K).
"Wapres juga konsen pengembangan Desa Wisata Agro (Dewa) dan Desa Wisata Industri (Dewi), dan membangkitkan UMKM)," jelas Guntur. Baduy adalah salah satu contoh budaya yang menjaga keseimbangan alam, manusia, spiritualnya.
Pemerhati Budaya, Dedi Miing Gumelar, mengungkapkan Baduy adalah merek (brand) yang dapat mengangkat pariwisata Banten. "Brand Baduy harus dikembangkan dengan tetap menjaga nilai-nilai budayanya," kata Miing. Putera Banten ini siap turut membantu mengembangkan pariwisata Banten.