Ini 6 Perempuan Muda yang 'Geser' Kursi Erick Thohir Kamis Nanti

Ini 6 Perempuan Muda yang 'Geser' Kursi Erick Thohir Kamis Nanti

Siti Fatimah - detikFinance
Selasa, 28 Sep 2021 12:20 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir
Foto: Siti Fatimah/detikcom
Jakarta -

Sebanyak enam perempuan muda akan menggantikan posisi Erick Thohir sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan lima dirut BUMN sehari melalui program Girls Take Over. Kelima BUMN tersebut yaitu Angkasa Pura I, Bank Mandiri, BRI, Kimia Farma, dan Telkomsel.

Kegiatan tersebut merupakan hasil kerja sama antara Kementerian BUMN dengan Yayasan Plan International Indonesia (YPII) dan Srikandi BUMN. Tujuannya untuk mendukung kesetaraan gender di Indonesia dan mendukung perempuan muda agar tumbuh menjadi pemimpin.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan program ini sangat strategis sesuai dengan transformasi human capital BUMN dan Woman Leadership. Terlebih, Erick juga menargetkan adanya kepemimpinan muda di BUMN.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini juga masuk ke salah satu kepemimpinan muda di BUMN yang kita ingin nantinya pemimpin BUMN ini di bawah 42 tahun dengan target 5% di tahun ini dan 10% di tahun 2023. Nah hal-hal ini tentu karena terjadi program yang menjadi bagian dua payung tadi saya sangat menyambut baik," kata Erick saat memberikan sambutan di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Senin (27/9/2021).

Posisi Menteri BUMN dan pemimpin BUMN lainnya akan diisi para perempuan pada 30 September dan 1 Oktober 2021. Keenam perempuan muda tersebut berasal dari berbagai daerah di Indonesia dengan pendidikan dan pekerjaan yang beragam.

ADVERTISEMENT

Berikut profil singkatnya:

1. Adinda (19 tahun) dari Jawa Tengah

Adinda merupakan mahasiswa pendidikan S-1 di bidang informatika dan menjadi asisten praktikum di kampusnya. Dia juga aktif dalam kegiatan kampus mulai dari menjadi anggota Developer Student Club hingga pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).

Dia aktif menyuarakan isu kesetaraan gender dan lingkungan melalui edukasi langsung kepada masyarakat. Dia dinobatkan sebagai Duta Generasi Hijau Jawa Tengah 2019 dan mengajar sebagai guru SD di salah satu daerah pelosok Indonesia, tepatnya di Kota Musi Banyuasin.

2. Indira (23 tahun) dari Sulawesi Selatan

Indira adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Dia satu-satunya anak perempuan yang melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi. Indira merupakan mahasiswi berprestasi di Fakultas Hukum, yang memenangkan kategori Hakim Terbaik di kompetisi peradilan semu bergengsi.

Indira juga aktif berorganisasi dan menjadi asisten peneliti, tutor serta bekerja di salah satu bank BUMN. Bagi Indira, kepemimpinan perempuan penting agar menjadi magnet bagi perempuan-perempuan lainnya untuk berani mengambil langkah dan menunjukkan kemampuan setara laki-laki.

Simak juga video '7 Perusahaan BUMN yang Mau Dibubarkan Erick Thohir, Apa Saja?':

[Gambas:Video 20detik]



Kandidat lainnya di halaman berikutnya.

3. Putri (21 tahun) dari Jawa Barat

Putri yang berasal dari Kabupaten Bandung ini merupakan lulusan salah satu lulusan universitas pertanian terkemuka. Dia sudah aktif memperjuangkan hak-hak anak perempuan di desanya.

Tergabung dalam Forum Anak Daerah untuk berjuang menikmati haknya, Putri menjadi konselor sebaya dari kampung ke kampung. Putri mengabarkan kepada anak perempuan lainnya, masih banyak penjuru dunia yang perlu ditelusuri, masih banyak buku yang perlu diilhami, masih banyak masa depan gemilang yang perlu diperjuangkan. Dia percaya bahwa bagi perempuan, dapur, sumur, kasur bukanlah pilihan terakhir.

4. Sharon (24 tahun) dari Jawa Barat

Sharon merupakan lulusan terbaik Fakultas Psikologi di universitas negeri unggulan dan Best Graduate Officer Development Program salah satu bank BUMN pada 2019. Ia memiliki cita-cita mendorong kesetaraan perempuan dalam dunia kerja. Selama pandemi Covid-19, dia berkesempatan memimpin tim Covid Rangers dalam mendorong kesadaran seluruh anggota tim demi mencegah penularan Covid-19.

Selain itu, dia telah meningkatkan keterwakilan perempuan sebesar 20 persen di tim pemasarannya, dengan berdasarkan kapabilitas individu. Dalam perjalannya, Sharon mendorong lebih anggota tim, khususnya perempuan untuk mampu memimpin diri sendiri, keluarga, dan lingkungan yang lebih luas.

5. Sisilia (22 tahun) dari Nusa Tenggara Timur

Sisilia sempat menjadi seorang edukator dan Plt Kepala Sekolah Pendidikan Usia Dini, yang membawahi empat kelas besar di sebuah lembaga pendidikan swasta di Kota Kupang. Sejak 2015, dia juga tergabung dalam komunitas di bidang pendidikan dan lingkungan.

Dia mengajar bahasa Inggris dan mata pelajaran serta keahlian lainnya bagi anak-anak yang tinggal di kampung nelayan dan bekerja sebagai kuli angkut di pasar. Sisilia ingin mendorong semua pihak untuk lebih memperhatikan isu kesetaraan gender dan tidak menghakimi perempuan atas pilihan yang diambil terhadap kepemilikan tubuhnya.

6. Virdha (23 tahun) dari Jawa Tengah

Virdha saat ini aktif di Pusat Studi Gender dan berpartisipasi di program pemberdayaan perempuan yang bekerja dengan berinovasi menggunakan bahak lokal dan melakukan pelatihan ekonomi untuk perempuan di suatu perkampungan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dia juga meneliti fenomena kekerasan terhadap perempuan dan berencana untuk mempublikasikan penelitian tersebut.

Menurut Virdha, keterlibatan perempuan dalam kepemimpinan kerja adalah yang yang sangat penting untuk mendapatkan perspektif baru yang tidak akan didapatkan dari kepemimpinan yang hanya melibatkan laki-laki saja.


Hide Ads