Sementara itu, masalah kedua muncul, tiba-tiba ekonomi dunia kembali bergerak dengan cepat. Industri-industri kembali bergeliat sejak awal tahun, hal itu terlihat dari Indeks PMI Manufaktur tiap negara.
Fenomena pemulihan ekonomi memicu lonjakan permintaan kontainer untuk pengiriman barang. Sementara itu, armada pengiriman masih banyak yang belum siap karena setahun tidak beroperasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemulihan ekonomi global juga mempengaruhi, PMI ini kan meningkat sejak awal tahun 2021. Ini menimbulkan demand yang ekspansi luar biasa dan tidak diimbangi supply-nya," kata Destry.
Masalah tidak hanya sampai di situ, ada pelabuhan besar di China dan Amerika Serikat (AS) sebagai negara dengan perdagangan ekspor impor kapasitas tinggi harus ditutup. Penutupan ini menimbulkan hambatan pada pengiriman kontainer.
Akhirnya banyak kontainer yang menumpuk di pelabuhan-pelabuhan. Hal itu memicu kelangkaan kontainer secara global.
"Kemudian, ini ada bottleneck besar di pelabuhan di Amerika Serikat dan Tiongkok juga sama, karena bottleneck panjang pengaruhi shipping cost juga," papar Destry.
(hal/ara)