Berdasarkan statistik pendidikan tinggi Indonesia, setiap tahun Indonesia menghasilkan lebih dari 1,7 juta sarjana baru. Namun, pertumbuhan jumlah sarjana baru tidak diiringi dengan skill yang dibutuhkan banyak perusahaan di era digital ini.
Sehingga, jumlah pengangguran yang terus meningkat tak terhindarkan. Kondisi ini semakin parah dikarenakan efek pandemi. Tercatat di tahun 2021 jumlah pengangguran di Indonesia sebanyak lebih dari 8 juta sarjana, meningkat 26,3% dibanding tahun 2020.
Kesenjangan keterampilan atau Skill Gap antara skill yang dibutuhkan perusahaan dengan skill yang dimiliki para sarjana baru menjadi suatu masalah yang akhirnya memunculkan banyak perusahaan rintisan edutech yang meluncurkan produk skill bootcamp.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akan tetapi, biaya yang harus dikeluarkan terbilang cukup mahal sehingga banyak generasi millennial dan Gen-X Indonesia yang tidak dapat menjangkaunya.
Hal tersebut turut dirasakan oleh salah satu Co-Founder dan CEO harisenin.com, Mirza Saputra. Mirza mengungkapkan bahwa sudah banyak artikel dan penelitian yang membahas persoalan skill gap di Indonesia ini, namun ketika kita ingin belajar banyak solusi pendidikan non-formal yang ditawarkan saat ini sangat mahal sehingga tidak dapat diakses oleh sebagian besar anak muda di Indonesia dengan latar belakang ekonomi menengah ke bawah.
Di mana yang pada akhirnya kesempatan untuk memiliki karir dan pendapatan yang layak hanya dimiliki oleh orang - orang yang berduit saja atau bahkan jatuh ke tenaga kerja asing.
"Harisenin.com hadir dengan misi untuk meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan generasi muda penerus bangsa melalui pendidikan yang dapat diakses dan dijangkau oleh para pelajar di Indonesia," kata Mirza.