Pandemi Bikin Tingkat Pengangguran Naik, Gimana Cara Atasinya?

Pandemi Bikin Tingkat Pengangguran Naik, Gimana Cara Atasinya?

Tim detikcom - detikFinance
Sabtu, 09 Okt 2021 18:14 WIB
Sejumlah buruh pabrik pulang kerja di kawasan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (17/4/2020). Center of Reform on Economics memperkirakan jumlah pengangguran terbuka pada kuartal II 2020 akan bertambah 4,25 juta orang akibat pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/Fauzan/wsj.
Pandemi Bikin Tingkat Pengangguran Naik, Gimana Cara Atasinya?
Jakarta -

Berdasarkan statistik pendidikan tinggi Indonesia, setiap tahun Indonesia menghasilkan lebih dari 1,7 juta sarjana baru. Namun, pertumbuhan jumlah sarjana baru tidak diiringi dengan skill yang dibutuhkan banyak perusahaan di era digital ini.

Sehingga, jumlah pengangguran yang terus meningkat tak terhindarkan. Kondisi ini semakin parah dikarenakan efek pandemi. Tercatat di tahun 2021 jumlah pengangguran di Indonesia sebanyak lebih dari 8 juta sarjana, meningkat 26,3% dibanding tahun 2020.

Kesenjangan keterampilan atau Skill Gap antara skill yang dibutuhkan perusahaan dengan skill yang dimiliki para sarjana baru menjadi suatu masalah yang akhirnya memunculkan banyak perusahaan rintisan edutech yang meluncurkan produk skill bootcamp.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akan tetapi, biaya yang harus dikeluarkan terbilang cukup mahal sehingga banyak generasi millennial dan Gen-X Indonesia yang tidak dapat menjangkaunya.

Hal tersebut turut dirasakan oleh salah satu Co-Founder dan CEO harisenin.com, Mirza Saputra. Mirza mengungkapkan bahwa sudah banyak artikel dan penelitian yang membahas persoalan skill gap di Indonesia ini, namun ketika kita ingin belajar banyak solusi pendidikan non-formal yang ditawarkan saat ini sangat mahal sehingga tidak dapat diakses oleh sebagian besar anak muda di Indonesia dengan latar belakang ekonomi menengah ke bawah.

ADVERTISEMENT

Di mana yang pada akhirnya kesempatan untuk memiliki karir dan pendapatan yang layak hanya dimiliki oleh orang - orang yang berduit saja atau bahkan jatuh ke tenaga kerja asing.

"Harisenin.com hadir dengan misi untuk meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan generasi muda penerus bangsa melalui pendidikan yang dapat diakses dan dijangkau oleh para pelajar di Indonesia," kata Mirza.

Didirikan pada akhir tahun 2020 dan produk dirilis pada Q1 2021, harisenin.com dirintis oleh empat orang anak muda yang memiliki keresahan yang sama yaitu, Mirza Saputra (CEO) yang merupakan mantan Konsultan di EY Indonesia, Dyo Fathu Rahman (CMO) yang berpengalaman sebagai Marketer di berbagai startup terkemuka seperti Zomato, Qraved, dan Cashbac, lalu Kezia Manege (COO) yang berpengalaman sebagai Konsultan di KPMG dan Analyst di Gojek, dan yang terakhir Irfan (CTO) yang berpengalaman sebagai produk dan IT developer di beberapa Startup terkemuka di Indonesia.

Di harisenin.com Anda bisa belajar secara gratis melalui program harisenin mini school, dan apabila ingin mendalami suatu keahlian dapat mengikuti skill bootcamp selama 3 - 6 Bulan yang biayanya mulai dari Rp500.000 sampai dengan Rp3.500.000 saja. Pembayarannya juga dapat diangsur secara bulanan tanpa bunga sehingga sangat memudahkan bagi mahasiswa atau fresh graduate yang ingin belajar.

"Selain sangat terjangkau, kami juga sering memberikan potongan harga dan mengadakan program beasiswa bagi teman - teman pelajar yang ingin belajar dan memiliki keterbatasan biaya, fokus kami adalah bagaimana generasi muda Indonesia bisa sukses dan hidup sejahtera terlepas dari latar belakang dan kemampuan finansial mereka", lanjut Mirza.

Adapun program yang disediakan di harisenin skill bootcamp adalah Digital Marketing, Business Development, UI/UX & Product Manager, Full Stack Developer, Tax Analyst, Audit, Financial Analyst, dan masih banyak kategori lain yang akan diluncurkan kedepannya.


Hide Ads