Di Depan Jokowi, Erick Thohir Blak-blakan Beban Jadi Menteri BUMN

Di Depan Jokowi, Erick Thohir Blak-blakan Beban Jadi Menteri BUMN

Siti Fatimah - detikFinance
Sabtu, 16 Okt 2021 12:13 WIB
Jakarta -

Menteri BUMN Erick Thohir berterus terang di depan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat awal mula pengangkatannya sebagai Menteri. Seperti diketahui, Erick Thohir dilantik sebagai Menteri BUMN dalam Kabinet Indonesia Maju pada 23 Oktober 2019 lalu.

Dia menceritakan, saat pertama diangkat menjadi Menteri BUMN, Erick merasakan beban berat dengan tugas transformasi BUMN dengan jumlah yang banyak. Di awal, dia mencoba untuk memetakan transformasi agar dapat memberikan hasil bagi negara.

"Sesuai dengan arahan bapak (Jokowi) sebelumnya kita harus terus mentransformasi BUMN maka kita coba memetakan problem dan justru bagaimana mengimplementasikan hasilnya ada, karena itu kita awali ketika bapak memerintah saya untuk menjadi Menteri BUMN waktu itu terus terang beban bapak, karena ini besar sekali jumlahnya," kata Erick dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, dikutip Sabtu (16/10/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski awalnya dirasakan sebagai beban, namun Erick mengatakan, dapat mencari garis kebijakan hingga meluncurkan lima prioritas utama. Kemudian, rencana tersebut ia sebarkan kepada seluruh direksi dan perusahaan BUMN.

"Tetapi di situ kita coba mencari apa penekanan atau garis kebijakan yang semuanya bisa seimbang dan baik untuk para direksi dan KemenBUMN bisa melakukan sebagai tolak ukur. Oleh karena itu kita meluncurkan 5 prioritas utama BUMN saat itu yang kita sudah paparkan kepada direksi dan seluruh perusahaan," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Berlanjut ke halaman berikutnya. Langsung klik halaman kedua

Dalam perjalanannya sebagai Menteri BUMN, Erick juga mengatakan, telah fokus merestrukturisasi dari 108 menjadi 41 dan dari 27 klaster kini mengerucut menjadi 12. Transformasi tersebut, kata dia tentu tidak ada artinya bagi BUMN tanpa pengembangan human capital dan lain-lain.

Di akhir paparannya, Erick menyampaikan, pencapaian atau hasil dari transformasi yang selama ini dilakukan BUMN dapat menunjukkan hasil yang positif. Dilihat dari pertumbuhan klaster dan perbandingan keuangan dari tahun 2020 ke 2021.

"Alhamdulillah bapak (Jokowi) dengan efisiensi, kemarin kita rakor di sini bahwa 2020 dengan keterpurukan tetapi di 2021 dengan efisiensi yang luar biasa capex dan lain-lain kita perhatikan, ini direksi kita harapkan juga kita tekan capex nya tingkatkan produksi kalo kita lihat energi tumbuh penjualan 13%, financial service tumbuh 7% dan yang lainnya tumbuh," jelas Erick.

Secara perbandingan keuangan meningkat Rp 96,5 triliun. Begitupun dengan laba bersih pada semester I-2021 disebutnya jauh lebih tinggi daripada laba bersih selama 2020 dari Rp 5,7 triliun menjadi Rp 26 triliun.

"Di bandingkan full year juga masih jauh Rp 13,26 triliun. Jadi kita meyakini transformasi ini dan konsolidasi ini insyaallah amanahnya kita jaga dan hasilnya ada, sehingga pemerintah bisa mendapatkan pemasukan lain di kala situasi seperti ini," pungkasnya.


Hide Ads