Tips buat Pemula yang Mau Ternak Burung Puyuh dari Ahlinya

Tips buat Pemula yang Mau Ternak Burung Puyuh dari Ahlinya

Jihaan Khoirunnisaa - detikFinance
Rabu, 20 Okt 2021 09:45 WIB
Suwantono dan Muslikah memiliki usaha ternak puyuh di Kabupaten Grobogan, Jateng. Usaha mereka masih bertahan di tengah hantaman pandemi COVID-19.
Foto: Andhika Prasetia/detikcom
Jakarta -

Puyuh merupakan jenis unggas yang tidak bisa terbang. Meski ukurannya terbilang kecil dibandingkan unggas lain, namun siapa sangka puyuh bisa menghasilkan peluang cuan yang besar.

Salah satu peternak puyuh asal Dusun Dalingan, Tawangharjo, Grobogan bernama Muslikah (28) mengatakan besarnya kebutuhan pasar membuat usaha peternakan puyuh petelur potensial. Hal ini mengingat telur puyuh memiliki harga jual yang cukup tinggi. Ditambah hampir seluruh bagian puyuh bisa mendatangkan omset, mulai dari daging hingga kotorannya.

"Ternak puyuh itu gampang. Ini saya ngurus sendiri. Kalau udah nggak bertelur, puyuhnya juga bisa dijual lagi. Laku semua itu, mulai dari kotoran. Kotoran kalau dikeringkan bisa laku Rp 20-30 ribu untuk pupuk. Daging juga laku, telurnya juga laku," ujarnya kepada detikcom beberapa waktu lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Muslikah mengatakan seekor puyuh bisa menghasilkan 1 telur setiap hari dan ini berlangsung selama 1,5 tahun. Saat puyuh sudah tidak bisa bertelur maka bisa dijual, baik dalam keadaan hidup maupun diolah dagingnya untuk siap santap. Dari peternakan puyuhnya, Muslikah mengaku bisa mengantongi omzet jutaan per bulan.

"Karena tiap hari bertelur, gampang nyari uangnya. Sehari dapat 80.000, belum dari telur dan penjualan pakan. Per bulan di atas Rp 5 juta," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, Muslikah pun membeberkan tips bagi pemula yang ingin memulai usaha ternak puyuh petelur. Menurutnya asupan nutrisi menjadi faktor utama yang perlu diperhatikan, baik melalui pemberian pakan maupun vitamin.

"Vitaminnya dicampur ke air minum. Fungsinya buat merangsang telur. Terus air minum nggak boleh telat. Sehari 2 kali isi. Pakan juga nggak boleh telat. Soalnya mempengaruhi, nanti bertelurnya kurang. Kalau puyuh kan bertelur sehari satu. Tiap hari bertelur. Kalau makan sehari sekali, ada takarannya," jelasnya.

Dia menyarankan agar pakan puyuh tidak dicampur antara pabrikan dan bekatul. Sebab dapat mempengaruhi kualitas telur. Ia mengatakan pakan yang dicampur bisa memperpendek masa simpan telur. Selain itu juga membuat kuning telur rentan rusak saat direbus.

"Pakannya nggak dicampur karena ngaruh ke kualitas telur. Misal pakan pabrik dicampur bekatul, nanti telur nggak sampai seminggu udah jelek. Kuningnya kalau direbus hancur. Kalau full pabrik telurnya tahan lama," paparnya.

Selain itu, dia menjelaskan kondisi kandang juga perlu dijaga, terutama suhu. Salah satunya dengan penggunaan kipas dan blower. Pastikan juga kandang dalam keadaan bersih.

"Suhu itu pakai kipas. Kalau malam dimatikan kipasnya. Terus pakai blower buat buang udara di dalam keluar. Jadi di dalam nanti nggak bau. Karena bisa mempengaruhi puyuh, nanti sakit. Kondisi kandang harus bersih. Kotoran dibersihkan," tuturnya.

Halaman selanjutnya modal yang dibutuhkan untuk ternak puyuh

Lebih lanjut, Muslikah menjelaskan modal awal yang diperlukan untuk memulai usaha ternak puyuh yaitu sebesar Rp 15 juta. Modal tersebut digunakan untuk membeli 1.000 bibit puyuh sekaligus 40 kotak kandang.

Di samping membuka bisnis sendiri, Muslikah bersama suami juga turut mengajak tetangga ikut menjadi peternak puyuh rumahan. Hingga kini, dia berhasil menggaet 4 peternak lainnya.

"Alhamdulillah sekarang sudah besar. Dari 1 desa sekarang nambah juga dari 2 sekarang sudah ada 4. Saya ngajak tetangga untuk ikut gabung kemitraan, jadi peternak puyuh. Ini sekarang total ada 9.000 puyuh(di luar sampel)," katanya.

Agar usaha ternak puyuhnya semakin maju, Muslikah mengajukan pinjaman ke PNM melalui program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekar). Adapun pinjaman tersebut senilai Rp 4 juta yang dipakai untuk membeli pakan.

Selain itu, dia mengatakan sang suami, Suwantono (29) yang juga perajin kandang puyuh juga sempat meminjam KUR ke BRI yang digunakan sebagai tambahan modal dalam membeli bahan-bahan untuk proses pembuatan kandang.

"Kalau di BRI ambil KUR. Tahun 2020 mengajukan Rp 50 juta, dikabulkannya Rp 25 juta. Buat nambah modal usaha produksi kandang, beli kayu, beli kawat. Beli alat juga," tandasnya.

detikcom bersama BRI mengadakan program Sinergi Ultra Mikro di Bandar Lampung dan Semarang untuk memantau upaya peningkatan inklusi finansial masyarakat melalui sinergi BRI, Pegadaian, dan PNM dalam Holding Ultra Mikro. Holding Ultra Mikro berupaya mendukung pertumbuhan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan untuk peningkatan UMKM di Tanah Air. Untuk informasi lebih lengkap, ikuti beritanya di https://sinergiultramikro.detik.com/.


Hide Ads