Sementara untuk sub-sektor perikanan budidaya, KKP fokus pada peningkatan produktivitas komoditas perikanan berorientasi ekspor, yakni udang, lobster, rumput laut, serta kepiting. Untuk udang, target produksinya melejit lebih dari 100 persen, ke angka 2 juta ton di tahun 2024.
Strategi KKP meningkatkan produksi ialah dengan merevitalisasi 14.000 hektare tambak tradisional dari total luasan saat ini sebesar 247.803 hektare. Lalu dari luasan tambak yang direvitalisasi itu, 3.000 hektare di antaranya dibangun menjadi kawasan tambak udang modern yang terintegrasi. Revitalisasi dan pembangunan kawasan tambak udang modern menerapkan sistem manajemen terintegrasi yang menjaga kualitas air, benih, dan pakan.
Satu lagi untuk sub-sektor perikanan budidaya adalah pembangunan kampung-kampung budidaya berbasis kearifan lokal yang terbagi dalam tiga ketegori, yakni budidaya pedalaman (air tawar), pesirir, dan laut. Beberapa komoditasnya seperti ikan mas, ikan lele, bandeng, nila salin, kakap, kerapu serta bawal bintang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tujuan pembangunan kampung-kampung budidaya untuk pengentasan kemiskinan melalui peningkatan pendapatan pembudidaya ikan, serta menjaga komoditas yang bernilai ekonomis tinggi dari kepunahan.
Dalam menggapai transformasi dari implementasi tiga program tersebut sudah pasti tidaklah mudah. Butuh kerja keras, komitmen, kelangkapan sarana prasana pelabuhan serta pengawasan yang modern dan canggih. Dukungan dari pelaku utama sektor perikanan, seperti nelayan, ABK pembudidaya, serta pelaku usaha juga sangat penting bagi kami.
Selamat ulang tahun ke-22 KKP. Semoga Tuhan meridhoi langkah kita dalam membangun sektor kelautan dan perikanan Indonesia yang maju dan modern, sesuai dengan prinsip ekonomi biru. Sudah saatnya, sektor kelautan dan perikanan menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi negeri.
Ditulis oleh
Menteri Kelautan dan Perikanan
Sakti Wahyu Trenggono
(hns/hns)