Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Wiyos Santoso menjelaskan, serapan daerah yang rendah karena terjadi masalah internet. Serapan 20,39 persen itu bukan capaian terakhir.
"Ada yang (harus) terkirim, kita tidak terkirim. Karena memang sistemnya pada batas terakhir tanggal 10, kita ngirim ndak bisa. Terus kita sudah membuat surat dispensasi ke KPPN Kemenkeu, bukti-bukti lengkap ada foto kegiatan, sudah ada semua. Tapi waktu mencetak uploadnya itu tidak bisa semua," imbuhnya.
Ia menambahkan, tidak mungkin kegiatan-kegiatan besar tidak dijalankan pemda. Masalah tersebut murni karena kendala teknis internet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita pastikan jangan sampai bisa seperti hari kemarin. Ngirim nggak bisa. Tutup kan 12 malam," jelasnya.
Ia mengungkapkan, kalau triwulan kedua, rata-rata serapan DIY di atas serapan kedua. Hanya saja, triwulan ketiga mengalami pelaporan mengalami kendala.
"Triwulan di atas rata-rata nasional. Kita di atas 50 persen dari total APBD Rp 6 triliun lebih," katanya.
(hns/hns)