Kronologi Bolak-balik Syarat Antigen-PCR buat Naik Pesawat

Kronologi Bolak-balik Syarat Antigen-PCR buat Naik Pesawat

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 01 Nov 2021 18:00 WIB
Meski Presiden Jokowi telah menurunkan harga tes PCR namun fakta di lapangan harga tersebut belum sesuai dengan instruksi.
Ilustrasi/Foto: Rifkianto Nugroho

Peneliti INDEF Abra Talatov mengungkapkan jika aturan yang berubah-ubah ini membuktikan jika kebijakan yang diambil oleh pemerintah tidak matang dan tidak hati-hati, sehingga mudah sekali berubah akibat desakan publik.

"Sebetulnya dari awal, ketika kasus COVID-19 menurun level di beberapa kota yang kuning dan hijau, harusnya menjadi parameter masyarakat untuk mobilitas dan pemulihan sektor ekonomi dan penerbangan," ujar Abra saat dihubungi detikcom.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Abra mengungkapkan, di negara lain bahkan untuk penerbangan domestik tak perlu lagi tes PCR sebagai syarat. Seharusnya Indonesia bisa mengikuti tren di dunia.

"Jadi kalau ada kebijakan jangan maju mundur dan sering berubah-ubah dengan cepat, pasti akan membingungkan masyarakat," pungkas Abra.

ADVERTISEMENT

Akibat berubah-ubahnya aturan ini, masyarakat pun kebingungan dan tertipu. Salah seorang warga Bekasi, Nadia Mutiara mengaku kesal karena dia sudah melakukan tes PCR pada pukul 10.00 untuk perjalanan ke Bali.

"Saya udah PCR jam 10 tadi, ternyata jam 12 baca berita pengumuman dari pemerintah nggak wajib PCR. Ini pemerintah labil banget sih," ujar Nadia kepada detikcom.

"Jangan-jangan nanti di bandara kebijakannya mesti tetap PCR karena aturan resminya belum terbit?," tambahnya.

Kemudian salah seorang warga Depok yang ditemui detikcom, Ramadhani juga mengalami hal serupa. Dia membutuhkan hasil tes PCR untuk perjalanan ke Bali pada tanggal 3 pagi. Karena itu dia melakukan tes PCR pada pukul 9 pagi untuk hasil 24 jam.

Sudah kepalang tes PCR ternyata aturan kembali berubah. Dia mengaku jadi bingung soal aturan perjalanan yang dikeluarkan pemerintah.

"Sudah tes jam 9, habis itu ada pengumuman dari pemerintah kalau nggak perlu PCR lagi, antigen aja udah cukup. Kebijakannya berubah-ubah terus, bikin bingung," jelas Ramadhani.


(hal/ara)

Hide Ads