Jakarta -
Informasi soal keponakan Aburizal Bakrie, Adhika Andrayudha Bakrie yang baru membeli rumah mewah US$ 28 juta setara Rp 406 miliar di Beverly Hills, California terungkap media. Belum diketahui pasti investasi properti itu untuk keperluan apa, tetapi diketahui rumah itu memiliki sejumlah fasilitas mewah.
Melihat generasi ketiga Keluarga Bakrie yang berinvestasi properti mewah di luar negeri, perhatian publik langsung tertuju pada kiprah Keluarga Bakrie yang pernah menyandang status sebagai orang terkaya RI. Harta kekayaan Keluarga Bakrie didorong dengan berbagai bisnis perusahaan di bawah bendera Grup Bakrie.
Meski saat ini keluarga Bakrie, khususnya Aburizal Bakrie tak lagi masuk daftar orang terkaya RI dan Asia. Banyak usaha Grup Bakrie yang masih masih berjalan. Bahkan hingga dipegang oleh generasi ketiga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika menilik ke belakang pada 2006 silam, dalam catatan detikcom, Aburizal Bakrie memang masuk jajaran orang terkaya Indonesia versi Forbes 2006. Kala itu, dia menempati posisi keenam orang terkaya RI dengan kekayaan US$ 1,2 miliar.
Kekayaan Bakrie dalam setahun terus bertambah berkat salah satu anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) di industri tambang, PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Di 2007, saham BUMI terus menanjak naik dari tahun 2004 sekitar Rp 300 per lembar menjadi Rp 5.900 per saham.
Kinerja kelompok usahanya ini membuat Bakrie dinobatkan jadi orang terkaya nomor 1 versi majalah Forbes Asia pada tahun 2007. Harta Bakrie ditaksir mencapai kekayaan US$ 5,4 miliar.
Namun, setelah terjadi krisis ekonomi di 2008, hampir seluruh kinerja korporasi di seluruh dunia melambat. Termasuk perusahaan-perusahaan milik Ketua Umum Partai Golkar tersebut.
Bagaimana perjalanan keluarga Bakrie setelah itu? Buka halaman selanjutnya.
Alhasil, pada 2008 gelar sebagai orang terkaya Indonesia tidak lagi disandang Bakrie. Forbes mencatat kekayaan pria yang memiliki kerajaan bisnis Grup Bakrie ini, berkurang banyak dibanding 2007. Peringkat Aburizal Bakrie merosot dari nomor satu menjadi sembilan.
Pada 2008 kekayaan Bakrie menjadi hanya sebesar US$ 850 juta. Akan tetapi, setahun setelah krisis ekonomi global tahun itu, Bakrie berhasil naik peringkat orang terkaya Indonesia di 2009.
Nilai kekayaan Aburizal meningkat tajam ia pun menempati di posisi ke-4 orang terkaya RI dengan nilai kekayaan US$ 2,5 miliar.
Memasuki 2010, Grup Bakrie mulai terlibat banyak masalah, mulai dari utang yang mulai menggunung sampai dengan repo saham alias gadai saham anak-anak usahanya. Kekayaan Bakrie pun kembali merosot menjadi hanya US$ 2,1 miliar dan terpaksa turun ke posisi 10.
Kekayaan Bakrie juga secara perlahan terus merosot, sampai 2011. Posisi sebagai orang terkaya RI pun terlempar ke nomor 30. Dengan kekayaan 'hanya' US$ 890 juta. Jumlah itu berarti turun hingga US$ 1,2 dibandingkan kekayaannya pada 2010.
Untuk 2021 ini, keluarga Bakrie juga tidak lagi masuk ke daftar orang terkaya RI maupun Asia. Namun, gurita bisnis Grup Bakrie masih banyak dan masih beroperasi mulai dari dunia Batu Bara, Properti, Infrastruktur hingga Telekomunikasi dan Media.
Bahkan beberapa perusahaan Bakrie Group telah dikendalikan oleh generasi ketiga keluarga Bakrie. Misalnya seperti PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Bakrie Sumatera Plantations. Kedua perusahaan itu dipegang oleh keponakan Aburizal, yakni Adhika Andrayudha Bakrie dan Adhika Nuraga Bakrie.
Adhika Andrayudha Bakrie menjadi Komisaris di PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan menjadi Direktur di PT Bakrie Sumatera Plantations. Sedangkan Nuraga Bakrie menjadi Presiden Direktur di PT Bumi Resources Tbk (BUMI).
Melihat gurita bisnis Grup Bakrie yang masih beroperasi, jadi tak mengherankan jika generasi ketiganya saja berinvestasi besar-besaran di bidang properti.