Luhut Tak Gentar Dilaporkan ke KPK karena Dugaan Bisnis PCR

Luhut Tak Gentar Dilaporkan ke KPK karena Dugaan Bisnis PCR

Siti Fatimah - detikFinance
Senin, 08 Nov 2021 10:41 WIB
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan
Foto: KEMENKO MARVES
Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan disebut-sebut terlibat dalam perusahaan penyedia alat tes PCR. Perusahaan yang dimaksud ialah GSI Lab yang berada di bawah PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI).

PT GSI menjadi salah satu pemain besar dalam memenuhi kebutuhan layanan tes PCR dan antigen untuk mendeteksi COVID-19. GSI terbentuk di awal pandemi saat penyediaan alat tes tersebut menghadapi kendala di Indonesia. Luhut menjadi salah satu pemegang saham tak langsung karena perusahaan miliknya, Toba Bara Sejahtera memiliki saham di perusahaan tersebut.

Beberapa waktu lalu, Luhut telah dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pelaporan itu terkait dugaan keterlibatannya dalam bisnis tes PCR di mana ia saat ini masih menjabat sebagai pejabat negara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Luhut melalui juru bicaranya, Jodi Mahardi mengungkapkan tidak khawatir meski dilaporkan ke KPK. Alasannya, karena perusahaan memiliki komitmen sejak awal.

"Dari kami sendiri tidak khawatir, dari pihak Pak Luhut dan kawan-kawan yang terlibat di PT GSI ini dan yayasan yang terlibat memang komitmen dari awal adalah ini untuk kewirausahaan sosial," kata Jodi di salah satu stasiun tv swasta, Senin (8/11/2021).

ADVERTISEMENT

Selain itu, Luhut pun tidak mempermasalahkan orang yang melaporkan hal tersebut. Diketahui, pelaporan Luhut ke KPK itu dilakukan oleh Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA). Bahkan menurutnya, pelaporan Luhut ke KPK memiliki indikasi lain yang berkaitan dengan politis.

"Tidak ada masalah, itu merupakan hak kelompok atau pihak untuk melakukan pengaduan ke KPK, walaupun kita tahu ini semua didasari atas latar belakang politis atau ada agenda kepentingan tertentu," ujarnya.

Dia juga membeberkan, selama PT GSI berdiri, Luhut tidak pernah mengambil keuntungan dalam bentuk apapun termasuk dalam bentuk dividen. Sebaliknya, kata dia, keuntungan perusahaan itu dikembalikan lagi kepada layanan PCR gratis.

"Tidak pernah ada dividen untuk para pemegang saham dan ini semua dikembalikan untuk pemberian tes PCR ke masyarakat termasuk mereka yang ada di Wisma Atlet Kemayoran waktu itu. Perlu saya sampaikan disini, pak Luhut dan teman-teman di sini banyak membantu pengadaan berbagai alat tes PCR dan di berbagai lab di perguruan tinggi secara pemberian sumbangan," jelasnya.

Luhut buka suara. Berlanjut ke halaman berikutnya.

Luhut juga sempat buka-bukaan terkait dugaan keterlibatannya dalam bisnis PCR. Dia menegaskan dirinya tidak pernah mengambil untung dari bisnis tersebut. Hal itu ia sampaikan dalam media sosial.

"Saya ingin menegaskan beberapa hal lewat tulisan ini. Pertama, saya tidak pernah sedikit pun mengambil keuntungan pribadi dari bisnis yang dijalankan PT Genomik Solidaritas Indonesia," kata Luhut dalam story Instagram miliknya, Kamis (4/11) lalu.

Luhut menjelaskan pada awal pandemi COVID-19 Indonesia masih terkendala dalam hal penyediaan tes COVID-19 untuk masyarakat. Dia bilang GSI tujuannya bukan untuk mencari keuntungan bagi para pemegang saham, sesuai namanya ini adalah kewirausahaan sosial sehingga tidak bisa sepenuhnya diberikan secara gratis.

"Partisipasi yang diberikan melalui Toba Bumi Energi merupakan wujud bantuan yang diinisiasi oleh rekan-rekan saya dari Grup Indika, Adaro, Northstar, dan lain-lain untuk membantu penyediaan fasilitas tes COVID-19 dengan kapasitas yang besar. Bantuan melalui perusahaan tersebut merupakan upaya keterbukaan yang dilakukan sejak awal," jelas Luhut.

"Kenapa bukan menggunakan nama yayasan? Karena memang bantuan yang tersedia adanya dari perusahaan. Dan memang tidak ada yang kita sembunyikan di situ," tambahnya..

Luhut menjelaskan, saat dirinya mewajibkan aturan PCR, itu karena dia melihat adanya peningkatan risiko penularan akibat peningkatan mobilitas di Jawa-Bali dan penurunan disiplin protokol kesehatan.

"Pun ketika kasus menurun awal September lalu, saya juga yang meminta agar penggunaan antigen dapat diterapkan pada beberapa moda transportasi yang sebelumnya menggunakan PCR sebagai persyaratan utama," imbuhnya.



Simak Video "Isu Luhut Ikut Bisnis PCR, Apa Kata Jubirnya?"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads