Sementara itu, Nafinia Putra menjelaskan bagaimana Girls in Tech mendorong peran perempuan sebagai pelaku teknologi untuk lebih bersiap menjadi kreatif dan inovatif, demi memaksimalkan potensi-potensi hebatnya.
Ia memaparkan sejak didirikannya Girls in Tech di Indonesia, program-program taktis dan kerjasama dengan stakeholder teknologi terus dilakukan. Seperti salah satu kerjasama dengan Facebook menciptakan program untuk mendorong perempuan pengusaha mengembangkan bisnis.
"Selama pandemi, terdapat kegiatan yang berjudul Arisan Digital berdurasi 2 jam dengan materi technology practical skill yang mengajarkan para perempuan untuk memaksimalkan kemampuan dalam bidang teknologi," imbuh Nafinia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti pembelajaran memulai Facebook ads, pembuatan Podcast dan kiat sukses coding dari pembelajaran yang sederhana. Tidak hanya untuk mendorong sebanyak-banyaknya perempuan untuk terjun ke dunia teknologi, Girls in Tech hadir untuk membangun inklusivitas dalam membuat produk atau melakukan inovasi demi menciptakan keseimbangan di dunia teknologi.
Nafinia turut percaya Metaverse jadi kesempatan yang besar untuk para perempuan di Girls in Tech untuk dapat mengembangkan kemampuan diri sendiri agar terus dapat mengikuti perubahan dan bertahan di era digital.
Lebih lanjut, Andes Rizky menuturkan Metaverse sesungguhnya sangat erat kaitannya dengan koneksi emosional, karena dengan Metaverse para pengguna dapat bersosialisasi, berinteraksi, bertransaksi, hingga untuk pelatihan pengembangan sumber daya manusia.
Ia juga mengatakan Shinta Virtual Reality (VR) telah melakukan sosialisasi dan edukasi terkait pembuatan konten VR hingga telah melatih kurang lebih 5,200 guru di seluruh Indonesia untuk dapat membuat konten pembelajaran.
"Teknologi VR ini juga dipercayai akan semakin memudahkan para fasilitator untuk memberi wadah pengembangan sumber daya manusia dengan kebebasan akses untuk melakukan berbagai praktikum yang dibutuhkan dan secara efektif berdampak besar untuk sumber daya manusia yang lebih baik," ujar Andes.
Pada akhirnya, ketiga narasumber setuju Metaverse menjadi langkah awal yang penuh kesempatan untuk mewujudkan dunia digital yang lebih komprehensif dan inklusif. Diskusi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab sampai selesai acara.
(eds/eds)