Merek Sepatu Lokal Men's Republic Tutup! Owner Curhat

Merek Sepatu Lokal Men's Republic Tutup! Owner Curhat

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 19 Nov 2021 20:44 WIB
Yasa Singgih
Owner Men's Republic (Foto: Maikel Jefriando/detikcom)

Di Persimpangan Jalan.

Setelah habis2an babak belur sampai tahun 2019, saya melakukan perbaikan. Dimulai dari diri sendiri karena saya percaya bisnis adalah refleksi dari manusia yg menjalankannya.

Menjelang akhir 2019, yang menjadi awal perbaikan adalah belajar & praktek meditasi (lagi). Mengikuti bbrp program meditasi dari berbagai guru, perlahan saya membaik sehingga punya kekuatan menyelesaikan masalah. Saya belajar sadar. Belajar memahami bahwa segala sesuatu itu ngga kekal. Baik keberhasilan, maupun kegagalan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prosesnya adalah menerima kenyataan, mengakui kesalahan, berdamai & bersahabat dengan masalah. Saya juga berusaha menyalakan api yg padam. Ikut banyak workshop, ketemu orang2 baru, belajar dari pengusaha2 senior, dll.

Di awal tahun 2020, keadaan membaik. Api mulai menyala. Rajin ngantor setiap hari. Datang pagi & juga meditasi bareng anak2 kantor. Penjualan mulai meningkat. Mulai melakukan hiring team lagi. Wah, semua on the track.

ADVERTISEMENT

Tiba2 masalah kembali datang. Mulai dari permasalahan logo Men's Republic, yg sangat mengejutkan.

Sampai ke covid-19. Menghancurkan semua rencana. Berubah dalam hitungan hari. Kondisi yang membaik mendadak berputar haluan. Lagi2 angin tidak berpihak kpd kami. Kami sangat tidak siap bertarung dgn covid-19 ini. Ibarat baru pulih dari babak belur & masih jalan ditongkat tiba2 kena hajar lagi bertubi2.

Omset terjun bebas. Barang yg diorder sangat banyak utk lebaran 2020. Kelabakan. Dengan sangat terpaksa memotong lagi jumlah team, mengurangi gaji beberapa team, & melakukan efisiensi habis2an demi menyelamatkan kapal.

Jatuh. Bangkit. Dan dihempaskan lagi ke bumi.

Pertanyaan besar datang ke diri saya, saya di persimpangan jalan. Apa lebih baik tutup sekarang aja? Mengakui kegagalan dgn gentle. Apa masih mau nombokin sampai berdarah2 lagi? Sampai waktu yang tidak pasti? Emang masih ada kuat?

Bahkan sebuah pertanyaan yang sangat amat menyedihkan, saya tanyakan ke diri saya sendiri.

Am I a good entrepreneur?
Am I born to be an entrepreneur?
Or it's an only accident that I'm not supposed to be?
Should I say good bye to Men's Republic?


(hal/dna)

Hide Ads