Varian delta COVID-19 telah memberikan tekanan kepada ekonomi negara-negara di dunia. Banyak negara bahkan telah merevisi ke bawah pertumbuhan ekonominya dengan adanya serangan varian delta.
Tapi masalah baru kini muncul dalam pemulihan ekonomi dunia. Masalah tersebut adalah meningkatnya inflasi di negara-negara maju. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN KiTa, Kamis (25/11/2021).
"Masalah baru ekonomi dunia adalah inflasi di negara-negara maju. Di Amerika Serikat bahkan sudah tembus 6,2%, tertinggi sejak 30 tahun terakhir. Ini akan jadi tantangan yang sangat nyata bagaimana langkah-langkah mereka menjinakkan kembali tanpa menyebabkan pelemahan ekonomi di AS dan goncangan dunia," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal, Sri Mulyani menjelaskan ekonomi global baru berusaha pulih pasca dihantam varian Delta COVID-19. Pengaruh itu disebut menyebabkan pertumbuhan ekonomi dunia mengalami koreksi.
"Pengaruh delta variant menyebabkan pertumbuhan dari tahun 2021 dunia mengalami koreksi sedikit ke bawah yaitu ke 5,7%, tahun depan ada di 4,5%," jelas Sri Mulyani.
Tak cuma di AS, inflasi tinggi juga terjadi di negara maju seperti Inggris yang sudah menembus di atas 4%, China di 1,5%, hingga Prancis. Ini menambah tekanan pada negara-negara dunia lainnya yang inflasinya sudah sangat tinggi seperti Argentina dan Turki.
"Pressure ini akan menciptakan komplikasi pada ekonomi dunia." ungkapnya.