Sejarah Kebangkitan Ekonomi hingga Banyak Negara Terjerat Jebakan Utang China

Sejarah Kebangkitan Ekonomi hingga Banyak Negara Terjerat Jebakan Utang China

Siti Fatimah - detikFinance
Minggu, 05 Des 2021 16:58 WIB
Utang China di Infrastruktur RI
Foto: Utang China di Infrastruktur RI (M Fakhry Arrizal/detikcom)

Kemajuan ekonomi China tak dapat dipungkiri ada campur tangan kebijakan pemerintah. Pada 1979, mereka mengawali dengan gebrakan reformasi ekonomi, membentuk empat kawasan ekonomi khusus (KEK).

Kelebihan kawasan ini adalah pabrik-pabrik dapat ekspor ke negara Barat, artinya pengimpor dapat dengan bebas berniaga dengan negara-negara kapitalis. Tujuannya agar kawasan tersebut menarik investasi asing dan berfungsi sebagai mesin ekonomi untuk seluruh negeri dan program itu sukses besar!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di awal pembangunan KEK, manajer pabrik-pabrik memanfaatkan banyaknya tenaga kerja China untuk memproduksi barang ekspor yang berbiaya rendah. Mereka dituntut kerja cepat sehingga produktivitas pun meningkat pesat.

"Memulai bisnis di zona pengembangan berarti profit bebas pajak, harga sewa rendah dan buruh murah yang tak terbatas," kata salah satu manajer pabrik yang tak disebutkan identitasnya.

ADVERTISEMENT

Reformasi tersebut semakin melebar sampai tahun 1982, daerah yang tadinya mencakup desa dan sawah disulap menjadi kawasan komersial di mana kota industrial dibangun dari nol. Saking drastisnya, salah satu KEK yang tadinya desa nelayan dengan dihuni 59 ribu penduduk, melompat di 2016 populasinya menjadi 12 juta.

Sementara itu, di kawasan ekonomi khusus lain, Provinsi Guangdong memiliki satu komoditas terbesar yaitu pabrik mainan. Ada 1.500 pabrik mainan dan kawasan itu dikenal sebagai basis produksi terbesar di dunia yang mengekspor mainan senilai miliaran dolar tiap tahun.

"Di tempat lain, ini disebut kapitalisme. Di sini, sebutannya adalah Sosialisme dengan Karakteristik China," kata salah satu manajer yang juga tidak disebutkan identitasnya.

'Sosialisme dengan karakteristik China' adalah cara China memenuhi tingginya permintaan konsumen akan barang murah di Barat. Secara ekonomi, China mulai mengejar namun Amerika tetap nomor wahid.

Antara tahun 1980 dan 1990, ekonomi China hampir meningkat dua kali lipat. China tercatat memiliki nilai US$ 191 miliar, dan pada 1990 sebesar US$ 360 miliar. Namun begitu juga dengan Amerika, terus unggul jauh di mana pada tahun 1990 ekonominya mencapai US$ 6 triliun.

Siapa bilang dengan sistem kapitalis China tidak memiliki masalah? Tahun 1989, terjadi pertumpahan darah para pemuda-pemudi yang melakukan protes atas kebijakan China soal mencari keuntungan. Peristiwa tragis itu terjadi di Lapangan Tiananmen Beijing, pelajar mulai melancarkan protes harian, menyerukan demokrasi, kebebasan berbicara, dan kebebasan pers.

Namun pada 4 Juni, Partai Komunis yang berkuasa mengirim pesan kepada para pelajar. "Kebebasan ekonomi bisa diperbincangkan. Namun kebebasan politik itu mustahil," tulis pesan tersebut.

Tank dan tentara dikirim ke lapangan lalu menembaki para pengunjuk rasa. Pemerintah China tak pernah mengumumkan jumlah korban tewas secara resmi. Namun insiden tersebut dikenal secara internasional sebagai Pembantaian Lapangan Tiananmen.


Hide Ads