Omicron mulai menghantui banyak negara di dunia. Varian baru dari virus COVID-19 ini pun ikut memberikan ancaman ke ekonomi global.
Menurut Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira, varian Omicron bisa menahan momentum pemulihan ekonomi Indonesia karena bisa berpengaruh ke kegiatan ekspor impor.
Bila Omicron meluas, tak perlu masuk ke Indonesia saja, kemungkinan rantai pasok global bakal terhambat karena ada pengetatan di berbagai negara. Bisa-bisa ekspor terhenti dan kontribusinya ke ekonomi Indonesia berkurang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Misalnya dari sisi ekspor, selama ini sektor ini kan diandalkan di 2021 untuk menunjang pertumbuhan ekonomi. Takutnya ekspor ini jadi tertunda karena logistik terganggu imbas Omicron," ungkap Bhima kepada detikcom, Senin (6/12/2021).
"Rantai pasok pun jadi kacau. Ini bisa jadi berita buruk jadinya," katanya.
Kinerja ekspor Indonesia memang terus moncer selama tahun ini. Terakhir, pada Oktober 2021 tercatat sebesar US$ 22,03 miliar. Angka ini naik 53,35% dibandingkan periode Oktober tahun lalu yang sebesar US$ 14,36 miliar.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut kinerja ini merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah. Penyebabnya adalah karena harga komoditas dari Indonesia yang mengalami kenaikan seperti minyak kelapa sawit yang tumbuh 22,54%, besi dan baja tumbuh 12,70% dan timah tumbuh 37,29%.
"Betul, ekspor Oktober merupakan yang tertinggi dalam sejarah dan sepanjang masa," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konfrensi Pers, Senin (15/11/2021).
Simak juga Video: Peneliti Berlomba-lomba Kalahkan Varian Omicron