Toyota Motor Corp mengumumkan sedang membangun pabrik baterai baru senilai US$ 1,29 miliar, setara Rp 18,4 triliun (asumsi kurs: Rp 14.300). Pabrik dibangun di North Carolina sebagai upaya untuk memperluas upaya kendaraan hibrida dan listriknya.
Pabrik baru di Liberty yang akan mulai berproduksi pada tahun 2025 pada awalnya akan mampu memasok baterai lithium-ion untuk 800 ribu kendaraan setiap tahun, dan akan membuka jalan untuk produksi kendaraan listrik Toyota di AS. Keterangan tersebut disampaikan oleh kepala petugas administrasi untuk Toyota Motor Amerika Utara, Chris Reynolds, disadur detikcom dari Reuters, Selasa (7/12/2021).
Investasi tersebut akan dilakukan oleh perusahaan baru bernama Toyota Battery Manufacturing dan diharapkan dapat menciptakan 1.750 lapangan pekerjaan baru di AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada bulan Oktober, Toyota mengatakan akan mendirikan perusahaan baru dan membangun pabrik baterai otomotif AS yang baru dengan Toyota Tsusho. Toyota akan memegang 90% saham di perusahaan baterai.
North Carolina mengatakan pabrik baru awalnya akan memproduksi baterai untuk kendaraan hibrida Toyota, dan bermaksud memproduksi baterai untuk EV jangka panjang.
Negara bagian akan mengganti Toyota hingga US$ 79,1 juta selama 20 tahun dan jika Toyota memperluas proyek tersebut menjadi US$ 3 miliar, dia dapat menerima hingga sekitar US$ 315 juta.
Negara bagian menyetujui dukungan tambahan untuk membantu persiapan lokasi akhir, termasuk US$ 135 juta untuk perbaikan jalan dan lokasi lainnya. Jika Toyota memperluas proyek tersebut, dana pengembangan lokasi senilai US$ 185 juta akan tersedia.
Toyota mengatakan pabrik di Carolina Utara berencana untuk memperluas setidaknya enam jalur produksi hingga 1,2 juta baterai per tahun.
Investasi tersebut merupakan bagian dari pengumuman Toyota pada Oktober bahwa pihaknya akan menginvestasikan US$ 3,4 miliar untuk pengembangan dan produksi baterai otomotif AS hingga 2030.
Dana tersebut merupakan bagian dari US$ 13,5 miliar yang diumumkan Toyota pada bulan September yang direncanakan untuk dibelanjakan secara global pada tahun 2030 untuk mengembangkan baterai.