Menteri Sumber Daya Manusia Malaysia Datuk Seri M. Saravanam menambahkan, penerimaan tenaga kerja Indonesia untuk Malaysia ini akan menguntungkan kedua belah pihak. Di satu sisi, Indonesia akan mendapatkan peluang pekerjaan lebih luas dan di sisi lain kebutuhan tenaga kerja asing Malaysia akan tercukupi.
"(Targetnya) sekiranya kita dapat memperoleh (penyelesaian) segala perbincangan ini pada 14 Desember, masa Januari baru ditanda tangani. Dari segi Indonesia untuk mendapatkan peluang bekerja dari segi Malaysia kita memang kekurangan pekerja asing di beberapa sektor. Saya percaya bulan Januari akan menjadi penyelesaian," kata Datuk Seri Saravanam.
Dia menegaskan ulang, pembahasan teknis akhir akan dilakukan pekan depan dan penandatanganan kerja sama pengiriman tenaga kerja Indonesia ke Malaysia akan dilakukan di awal Januari 2022.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mesyuarat (pertemuan) ini diharap merupakan mesyuarat (pertemuan) terakhir antara Malaysia dan Indonesia bagi membolehkan kedua pihak mencapai kesepakatan supaya MOU PDI dapat dimeterai seawal Januari 2022," ujarnya.
Pihak Malaysia juga berkomitmen untuk menjaga perlindungan tenaga kerja di Indonesia. Salah satunya dengan memberikan tempat tinggal, upah yang layak hingga pengaduan melalui aplikasi mobile.
"Malaysia akan terus bekerjasama dengan Republik Indonesia bagi memastikan aspek pengambilan dan perlindungan pekerja warga Indonesia, sentiasa terjamin dan kebajikan mereka di Malaysia terpelihara.
Kementerian Sumber Manusia (KSM) Malaysia menggunakan e-Wages untuk memantau pembayaran upah pekerja migran Indonesia sekaligus tempat penginapan. Selain itu, mereka juga memiliki aplikasi Working for Workers bagi pekerja yang ingin melakukan pengaduan dengan berbagai macam pilihan bahasa termasuk Bahasa Indonesia.
"Terdapat 17 kategori aduan yang turut merangkumi indikator buruh paksa ILO (Pertubuhan Buruh Antarabangsa). Saya berharap agar Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan Pekhidmat Domestik Indonesia (PDI) menggunakan medium aduan ini," ujanya.
Hingga 5 Oktober 2021 lalu, jumlah aduan yang telah diterima Kementerian Sumber Manusia (KSM) Malaysia dalam aplikasi tersebut sebanyak 12.132 kasus dengan mayoritas permasalahan soal gaji yang tidak dibayar, pemberian upah telat dan pemotongan gaji. Permasalahan tersebut diklaim 90% terselesaikan dalam waktu 7 hari.
(fdl/fdl)