Manajemen PT Angkasa Pura I (Persero) menyiapkan sejumlah langkah restrukturisasi upaya untuk memperbaiki kinerja perusahaan. Optimalisasi aset merupakan salah satu bagian dari restrukturisasi aset tersebut.
Dalam optimalisasi aset, Angkasa Pura I berencana melakukan daur ulang aset atau asset recycling. Daur ulang aset ini merupakan upaya untuk mendapatkan pembiayaan dengan menggandeng pihak lain.
Ada tiga bandara yang bakal dicanangkan dalam program tersebut. Salah satunya Bandara Internasional Lombok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang recycling kita terutama itu ada di Lombok. Sekarang lagi proses berjalan dengan capacity nanti kita bisa mendapatkan sekitar tambahan Rp 10 triliun. Nanti detilnya pasti akan kita rilis dan media akan dapat juga karena untuk menghindari perspektif yang salah," kata Direktur Pengembangan Usaha Angkasa Pura I Dendi T Danianto dalam konferensi pers, Rabu (8/12/2021).
"Asset recycling ini bagaimana kita mendapatkan biaya pengembangan tapi dengan menggunakan modal dari luar dan ini akan banyak impact-nya ke kita seperti foreign direct investment, forex exchange juga, ini sangat berguna apalagi perusahaan seperti AP I ini yang sedang dalam tekanan keuangan," sambungnya.
Selain Lombok, Bandara Udara Sultan Hasanuddin di Makassar juga disiapkan untuk masuk program ini. "Ujung Pandang nanti juga salah satu yang kita istilahnya recycling tadi," katanya.
Tak hanya itu, pihaknya juga menyiapkan opsi pelepasan aset. Namun, pelepasan aset ini merupakan skenario terburuk.
"Sebenarnya aset disposal kalau kita bilang strategi the worst scenario. Kalau di Bank Indonesia last resources ini yang terakhir yang kita tempuh. Tadi skenarionya adalah konservatif dan ini juga kita siapkan, kalau memang pun aset disposal ini ada tentu nanti kita akan pilih aset-aset yang non produktif," kata Direktur Kepatuhan Aset dan Pengadaan Israwadi.
Tak hanya itu, Angkasa Pura I juga akan mengoptimalkan penarikan piutang. Hingga November 2021, piutang perusahaan Rp 900 miliar di mana sekitar 41% atau sekitar Rp 370 miliar merupakan dari maskapai.
"Dengan teman-teman airlines mayoritas sudah ada kesepakatan untuk penyelesaiannya supaya bisa selesai di sebelum akhir tahun 2022 apa yang sudah terutang sebelumnya di masa pandemi," kata Direktur Keuangan Angkasa Pura I Andy Bratamihardja.
(acd/das)