Pandemi COVID-19 menghantam hampir semua lini bisnis. Sektor usaha harus memutar otak agar mampu bertahan dan tetap produktif mengembangkan usaha.
CEO Garuda Daya Pratama Sejahtera, Mohammad Arif Faisal mengatakan, pandemi COVID memang berpengaruh terhadap perkembangan bisnis perusahaan. Tantangan juga semakin berat karena persaingan global juga kian berkembang.
"Perkembangan zaman berlangsung sangat cepat dan penuh dengan ketidakpastian, untuk itu penting bagi perusahaan untuk tetap fokus pada core business mereka, demi mengimbangi tren pasar dan perkembangan teknologi yang kian canggih. Itulah sebabnya GDPS datang untuk membantu perusahaan customer melakukan
aktivitas di luar core business mereka, agar customer dapat tetap fokus dalam bisnis utamanya," kata Arif dalam keterangannya, Minggu (19/12/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, pandemi sudah banyak berdampak terhadap sebagian besar sektor usaha. Perusahaan terdampak mau tidak mau harus mendefinisikan ulang bisnis inti, mereka fokus pada efisiensi biaya. Oleh karena itu, kondisi pandemi akan menjadi momentum bagi perusahaan outsourcing untuk menjadi mitra strategis mereka.
Arif memaparkan, industri kesehatan (termasuk farmasi) menjadi industri terkuat di tengah pandemi seiring dengan meningkatnya permintaan. Sebaliknya, dibandingkan dengan sektor lain, industri penerbangan adalah sektor yang paling terpengaruh, dan diperkirakan akan bangkit kembali pada tahun 2023.
"Kami melakukan outsourcing layanan melalui kemajuan teknologi untuk kebutuhan Anda akan solusi tenaga kerja, solusi fasilitas terintegrasi, solusi manajemen keamanan terintegrasi, solusi penanganan karyawan terintegrasi, solusi penerbangan, dan dukungan konsultasi tenaga kerja. Sebagai hasilnya, Anda tidak perlu mengalami kerumitan dalam proses bisnis Anda. kami memberikan inovasi, Anda mendapatkan nilai tambah dalam bisnis Anda," ujarnya.
Arif mengatakan, sebagai upaya ikut menekan penybaran virus COVID-19, perusahaan mengembangkan inovasi metode instalasi sistem sirkulasi udara anti covid-19 di ruang tertutup (indoor air engineering) bernama Beyond Fresh.
Teknologi Beyond Fresh diadopsi dari teknologi ruangan kabin pesawat terbang jenis terbaru untuk menekan risiko penularan Covid-19. Teknologi ini mampu mengatur sirkulasi udara di ruangan tertutup sesuai dengan standar Air Change Per Hour (ACH).
"Beyond Fresh sudah diuji di laboratorium Kementerian Kesehatan. Hasilnya, dapat mematikan hingga 98,97% virus dan bakteri yang ada dalam ruangan,'' kata M. Arif
Menurut Arif, Beyond Fresh semula dirancang oleh pakar penerbangan Indonesia. Teknologi ini dinilai mampu menonaktifkan aerosol pembawa virus dengan menggunakan sinar UV-C, penyaringan virus melalui HEPA filter, dan pengaturan sirkulasi udara sesuai standar ACH.
The International Air Transport Association (IATA) menyatakan teknologi HEPA yang dipasang di pesawat mampu meminimalisir risiko penularan Covid-19 di dalam kabin pesawat dengan angka 1 : 27 juta penumpang terinfeksi virus Covid-19.
Tonton Video: Blak-blakan Irfan Setiaputra: Optimis Garuda Tak Bangkrut