Tekan Kerugian, Bandara YIA Kulon Progo Mau Pangkas Karyawan

Tekan Kerugian, Bandara YIA Kulon Progo Mau Pangkas Karyawan

Jalu Rahman Dewantara - detikFinance
Rabu, 22 Des 2021 10:58 WIB
Suasana Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) Kulon Progo sehari usai larangan mudik, Selasa (18/5/2021)
Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikcom
Kulon Progo -

Pandemi COVID-19 membuat Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulon Progo, DIY kelimpungan. Bandara ini terus merugi sehingga berencana mengurangi jumlah tenaga kerjanya.

Pelaksana Tugas Sementara (PTS) Bandara YIA, Agus Pandu Purnama mengatakan saat ini pihaknya sedang melakukan pendataan terkait karyawan yang tidak akan diperpanjang masa kontraknya. Adapun masa kontrak itu berakhir pada 31 Desember 2021 mendatang.

"Ya sekarang kita sedang hitung kebutuhan minimum pegawai disesuaikan dengan jumlah penumpang (pengguna jasa bandara). Terus terang seharusnya hal ini (pengurangan tenaga kerja) sudah dilakukan pada tahun 2020, namun karena suatu hal kami masih bertahan supaya tidak ada karyawan yang selesai kontraknya," ucap Pandu saat dimintai konfirmasi Rabu (22/12/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebetulnya kontraknya ini sudah ada masanya, seperti tahun ini pada 31 Desember kontrak itu selesai. Jadi ini berdasarkan kontrak, bukan merumahkan atau mem-PHK, tapi tidak melanjutkan kontrak. Nah ini jumlahnya saya belum bisa merilis," sambungnya.

Pandu mengatakan langkah perampingan kuantitas pegawai ini dilakukan untuk menekan kerugian yang diderita YIA selama pandemi COVID-19. Ia mengungkapkan pendapatan yang diperoleh YIA selama pagebluk ini sangat minim. Dari target 10 juta penumpang per tahun, YIA hanya bisa meraih 10%.

ADVERTISEMENT

"Keuangan kami memang sedang merugi. Prediksi kami untuk mem-balance-kan antara pendapatan dengan pengeluaran itu di 10 juta penumpang per tahun. Tapi di tahun 2020 kami hanya dapat 980 ribu penumpang. Artinya pendapatan kami hanya 10%. Termasuk di tahun ini kami baru mencapai 1,2 juta orang, padahal targetnya adalah 10 juta penumpang," ujarnya.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Simak juga Video: Ribuan Penumpang Mulai Padati Bandara YIA Jelang Nataru

[Gambas:Video 20detik]



Operasional Bandara YIA Jalan Terus

Di sisi lain operasional YIA terus berjalan, sehingga biaya untuk pengeluaran bandara ini tak bisa terelakkan. Besarnya biaya pengeluaran salah satunya berasal dari gaji karyawan outsourcing yang mencapai puluhan miliar.

"Di 2020 untuk karyawan outsourcing kami harus mengeluarkan biaya (untuk gaji) sebesar Rp 43,6 miliar, padahal pendapatan kami tidak sampai itu. Kemudian di 2021 untuk outsourcing mencapai Rp 36,3 miliar. Tentunya kalau lihat pendapatan dan pengeluarannya tidak sebanding. Apalagi penyusutan untuk bandara yang modalnya sebesar Rp 12 triliun, nah kira-kira BEP (bisa balik modal) nya berapa tahun kalau kondisinya seperti ini," jelasnya.

Dikatakan Pandu beban bandara YIA kian berat mengingat biaya pembangunan YIA tidak dibantu pemerintah, melainkan dari pinjaman, sehingga PT Angkasa Pura I (Persero) selaku pengelola Bandara YIA betul-betul terbebani dengan adanya investasi yang mencapai Rp 12 triliun itu.

"Apalagi dua tahun sejak beroperasinya bandara ini langsung di tengah pandemi," ucapnya.

Pandu mengatakan langkah tidak memperpanjang kontrak pegawai masih dalam tahap pembahasan oleh pihaknya. Ia pun berharap kebijakan ini bisa diterima karyawan terdampak karena niatnya agar YIA bisa tetap beroperasi.

"Sebetulnya saya sedih jika nanti keputusannya ada temen-temen kita karyawan yang sudah berkontribusi positif kepada AP I terpaksa tidak dilanjutkan. Ini bukan karena tega-tegaan. Melainkan kami tetap ingin berlangsung hidup di Kulon Progo dan bisa menjaga pelayanan prima kepada pengguna jasa. Dan perlu diketahui ini merupakan langkah-langkah korporasi, dan berlaku di seluruh bandara, tidak hanya YIA," ucapnya


Hide Ads