Salah satu kunci bagi UMKM untuk bisa menembus pasar global, adalah memiliki bargaining power yang tinggi. Lantas, bagaimana bargaining power bisa ditingkatkan?
Secara sederhana, bargaining power adalah kekuatan atau keunikan UMKM dibandingkan pesaing di rumpun bisnis yang sama. Jika memiliki bargaining power tinggi, maka semakin besar peluang UMKM untuk dilirik buyer luar negeri.
Wakil Ketua KADIN Jawa Timur Bidang Promosi dan Perdagangan Internasiona Dr. Thomi Kaihatu mengatakan, UMKM perlu menemukan keunikan dari bisnis mereka agar memiliki bargaining power. Sedikit diferensiasi dibandingkan pesaing akan memengaruhi posisi UMKM di mata para buyer.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Diferensiasi itu penting, ibarat kalo seluruhnya biru kita merah sendiri itu maka akan attract attention. Itu bagi kita paling penting. Sehingga bagaimana Jawa Timur ini UMKM nya sangat memiliki potensi inovasi yang tinggi. Itu dikembangkan terus sehingga kita memunculkan hal hal yang unik dan beda. Jangan lupa hal yang unik dan diferensiasi ini dikolaborasikan dengan BNI Xpora supaya bisa cepat terealisasinya," ungkap Thomi dalam Webinar UMKM BNI Jawa Timur, Senin (28/12/2021).
Sementara itu, pemilik CV DeBough Indonesia, Krisna Purnomo yang bergerak di bidang kerajinan dari kayu jati mengungkapkan bargaining power bisa didapatkan dengan mempertajam spesialisasi bisnis. Spesialisasi, kata Krisna, membuat bisnis UMKM tidak mudah ditiru sehingga memiliki daya tawar yang tinggi di mata buyer.
"Kalau di bisnis saya entry barrier itu keunikan dari raw material dan konsep yang memang unik yang susah untuk orang tiru. Mungkin orang bisa tiru art-nya tapi raw materialnya nggak punya. Kalau di perusahaan besar mungkin lebih ke economic of skill jadi dia efisiensi di produk,. Orang lain bisa niru tapi apa bisa memenuhi cost production yang sangat efisien seperti dia," papar Krisna.
Ia menambahkan pelayanan yang memuaskan akan meningkatkan daya tawar UMKM. Jika UMKM dapat memenuhi keinginan customer dan mempertahankan kualitas, maka relasi bisnis akan terus berlanjut.
Sementara itu, Co-Founder Legend Tren M. Najih Islahuddin yang mengekspor minuman legen ke berbagai negara menyampaikan, UMKM Indonesia diberikan keuntungan berupa kekayaan alam yang melimpah. Jika mampu memberdayakan sumber daya alam secara tepat, maka UMKM dapat menarik minat dari para pembeli di luar negeri.
"Salah satu keunikan Indonesia adalah kekayaan alam yang tidak bisa ditiru negara-negara lain. Menurut saya Indonesia adalah negara yang paling kaya. Tetapi harapan kita ke depan banyak lagi entrepreneur yang baru yang bisa mengekspor produk lokal ke internasional lebih banyak lagi," urai Najih.
(ega/ara)