Pandemi COVID-19 belum juga usai, saat ini varian baru Omicron tengah melanda dunia. Hal ini menyebabkan berbagai negara membatasi perjalanan, salah satunya Uni Eropa.
Pembatasan penerbangan menyebabkan banyak pembatalan dan permintaan yang rendah. Akibatnya, maskapai terpaksa melakukan 'penerbangan hantu' karena kursi di pesawat hampir kosong.
Salah satu maskapai, Lufthansa membatalkan 33.000 perjalanan atau 10% dari penerbangan biasanya. Maskapai pun terpaksa menerbangkan 18.000 penerbangan dengan kondisi pesawat hampir kosong.
Sebagai informasi, pembatasan penerbangan ini pernah dilakukan tahun lalu, Uni Eropa menentukan kapasitas pesawat diwajibkan hanya 50%. Kemudian, berganti hingga saat ini 64% kapasitas.
Sebenarnya kebijakan tersebut ditentang oleh pengusaha maskapai. Mereka mengaku lebih suka mengurangi penerbangan dibandingkan mengurangi kapasitas kursi di pesawat.
"Kami lebih suka membatalkannya, dan mereka juga harus dihindari demi lingkungan," Juru Bicara Brussels Airlines Maaike Andries dikutip dari Traveller, Senin (24/1/2022).
Namun Uni Eropa menegaskan seharusnya maskapai juga bisa mengutamakan keselamatan penumpang. Jadi, ada keseimbangan antara penerbangan dan melindungi konsumen di kala pandemi masih berlangsung.
"Seperti yang diperlukan, perlindungan slot bersejarah harus diimbangi dengan kebutuhan untuk memastikan bahwa kapasitas bandara digunakan dengan cara yang kompetitif untuk kepentingan semua konsumen," kata Juru Bicara Uni Eropa Daniel Ferrie.
Saat ini, otoritas penerbangan AS (Federal Aviation Administration/FAA) memiliki persyaratan kapasitas minimum untuk tiga bandara, yakni bandara Kennedy dan La Guardia di New York dan Bandara Nasional Reagan di Washington. Untuk penerbangan internasional tidak ada kapasitas minimumnya hingga Maret 2022.
(ara/ara)