Meski begitu, dia bilang penjualan minyak goreng di tempatnya tetap melakukan penyesuaian harga. Paling mentok dia menjual minyak gorengnya sesuai dengan modal belinya saja.
Dia menjelaskan modal 1 karton minyak goreng yang saat ini masuk dalam pasokannya mencapai Rp 223.300. Satu kartonnya berisi 6 pouch minyak goreng kemasan 2 liter. Maka bila dibagi 6 pouch, satu kemasan minyak 2 liter modalnya mencapai 37 ribuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya jual itu, 2 liter Rp 38-40 ribu. Harga saya beli tinggi, saya jual sesuai dong, saya nggak ikut-ikutan pemerintah lah. Paling untung aja saya turunin, orang nawar paling ujungnya saya bilang aja saya jual modal aja deh," ungkap pedagang tersebut.
Saat ini pedagang tersebut hanya berusaha untuk menjual stok minyak goreng lamanya, dia tidak lagi menambah stok minyak goreng baru. Di sisi lain, stok minyak goreng yang ada dengan harga Rp 14 ribu pun sulit didapatkan dari distributor.
"Saya udah nggak mau beli lagi stok baru sekarang, bingung saya. Saya ngabisin yang ada aja, itu aja kendala, siapa yang mau beli harga segitu," katanya.
Sebelumnya, Joko Setiyanto, Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia, juga mengaku stok minyak goreng Rp 14 ribu per liter masih susah didapatkan pedagang pasar.
Hingga kini, Joko menambahkan, pedagang pasar hanya mendapat pasokan minyak goreng seharga Rp 18.000 per liter, itu pun stok lama belum habis. Sementara pemerintah mematok harga minyak goreng lebih rendah.
"Kalau pedagang waktu kulakan aja kemarin udah di atas 18.000 an barangnya belum habis. Sekarang udah turun lagi, Untuk 14.000 aja gak bisa," jelas Joko kepada detikcom, Kamis (27/1/2022).
Joko pun mengeluh minyak goreng di pasar jadi tidak laku, karena memang harganya belum sama dengan yang ada di ritel.
"Terus pedagang-pedagang aja masih punya barang kemarin ndak laku, karena turun kemarin. Yang punya pedagang nggak laku. Semua pergi ke toko ritel, pasar modern kan," ujar Joko.
(hal/eds)