Jabodetabek PPKM Level 3, Ekonomi Siap-siap Seret (Lagi)

Jabodetabek PPKM Level 3, Ekonomi Siap-siap Seret (Lagi)

Aulia Damayanti - detikFinance
Senin, 07 Feb 2022 16:43 WIB
BPS telah resmi mengumumkan data pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2021. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 3,51% secara year on year (yoy).
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Pemerintah menaikkan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jabodetabek ke level 3. Aturan ini juga berlaku untuk DI Yogyakarta, Bali, Bandung Raya.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad mengatakan dengan adanya PPKM Level 3, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terganggu. Ia memprediksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2022 kurang dari 5%.

"Kenaikan level 3 ini mengakibatkan aktivitas penduduk katakanlah pusat perbelanjaan stasiun ke pasar ini sedikit berkurang, dampaknya apa saya kira di triwulan pertama 2022 pasti akan mengalami penurunan dari biasanya. Kalau dulu katakanlah kuartal I, relatif normal berada di 5%, kalau ini di bawah 5% untuk kuartal I-2022," katanya kepada detikcom, Senin (7/2/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya kuartal I-2022 ini akan lebih rendah dari kuartal IV-2021," tambahnya.

Tidak hanya itu, Ia juga mengatakan akan berat untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional 5,2% pada 2022 yang diproyeksi oleh pemerintah. Menurutnya, Indonesia akan sulit mencapai pertumbuhan ekonomi 5,2% karena kuartal I-2022 yang diprediksi lebih rendah dari 5%.

ADVERTISEMENT

"Menurut saya masih berat ya (untuk mencapai 5,2%). Kalau 5,2% (selama 2022) kuartal pertama harus di atas 5,3% biasanya begitu, harus lebih tinggi kuartalannya. Ini kuartal 5,02% di kuartal pertama ini turun ini," ucapnya.

Tauhid mengatakan dalam keadaan saat ini pemerintah harus bisa menyeimbangkan prioritas ekonomi dan kesehatan negara. Jika untuk perekonomian, maka level PPKM jangan lebih dari 3.

"Nggak boleh dinaikkan ke level 4. Sisi kesehatan bagaimana Testing, Tracing, dan Treatment ditingkatkan dan 5 M. Padahal dulu begitu heboh, sekarang ini kok longgar, seperti membiarkan," ungkapnya.

Kemudian, program pemulihan ekonomi negara (PEN) juga harus segera direalisasikan, baik untuk perekonomian dan kesehatan. Terutama bantuan sosial (bansos), agar daya beli tetap meningkat di tengah PPKM level 3.

Dihubungi terpisah,Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira juga mengatakan hal yang senada. Menurutnya Indonesia akan sulit untuk mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 5%.

"Pertumbuhan kuartal I 2022 pada worst case scenario hanya bisa tumbuh 2-2,5% year on year. Untuk bisa penuhi pertumbuhan total 5% di 2022 tampaknya agak berat," katanya.

Apalagi di kuartal I-2022 masyarakat dihadapkan pada inflasi yang lebih tinggi dari naiknya harga beberapa kebutuhan pokok.

"Di sisi yang lain Januari-Maret itu low-season karena tidak ada event besar seperti Ramadhan dan Tahun Baru sehingga pola pengeluaran juga terbatas," jelasnya.

Solusinya untuk menjaga pertumbuhan di kuartal I, maka daya dorong dari sisi belanja pemerintah harus dipacu, khususnya percepatan realisasi anggaran PEN di awal tahun.

"Belanja kesehatan juga harus dipastikan terdistribusikan dengan baik, sehingga punya efek pengganda yakni antisipasi penyebaran Omicron sekaligus memacu pertumbuhan industri kesehatan dalam negeri," imbuhnya.

Simak video 'Jabodetabek PPKM Level 3, Mal-Resto Kapasitas Maksimal 60 Persen':

[Gambas:Video 20detik]



(eds/eds)

Hide Ads