Jakarta -
Mengganasnya kasus COVID-19 sempat membuat permintaan operasi plastik mengalami penurunan. Banyaknya rumah sakit yang ditutup dan juga diberhentikanya beberapa para pekerja menjadi salah satu alasanya.
Belakangan ini, permintaan operasi plastik meningkat. Terbatasnya aktivitas tatap muka dengan beralih ke daring membuat banyak orang jadi lebih memperhatikan wajah.
Adanya pandemi mengubah pertemuan tatap muka dan acara sosial ke panggilan video seperti melalui Zoom, yang membuat lebih banyak orang menjadi sangat kritis menilai wajah mereka. Ketidakpuasan itu, menyebabkan minat operasi plastik wajah tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari CNBC, Rabu (9/2/2022), para ahli menyebutkan fenomena itu dengan nama Efek Zoom atau Zoom Boom. Fenomena itu belakangan ini membuat operasi plastik kembali booming lho.
Sejumlah dokter spesialis bedah plastik dan dokter kulit sudah memprediksi bahwa prosedur kecantikan di bagian wajah akan semakin populer di masa pandemi COVID-19.
Hal ini dibuktikan dengan survei yang dilakukan perusahaan riset Equation Research ke 1.000 wanita. Sebanyak 11% di antaranya tertarik untuk operasi plastik dibandingkan sebelum merebaknya kasus COVID-19.
Lihat juga video 'Instagram Perketat Aturan Soal Iklan Pelangsing dan Operasi Plastik':
[Gambas:Video 20detik]
Ada tekanan terlihat sempurna di media sosial. Cek halaman berikutnya.
Dalam hasil survei juga menunjukkan, operasi hidung (Rhinoplasty) paling banyak diminati. Aturan lockdown dan pembatasan sosial di berbagai negara membuat orang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dan menggunakan media sosial.
Dikutip dari Allure, ada teori yang menyebutkan bahwa peningkatan permintaan operasi hidung disebabkan oleh tren panggilan video, pertemuan virtual, dan juga bekerja dari rumah (work from home/WFH).
Akibatnya, orang hanya bisa bersosialisasi melalui daring saja, bahkan banyak juga yang menghabiskan waktunya berjam-jam hanya untuk bermain sosial media seperti Instagram, TikTok, hingga YouTube.
Tekanan Media Sosial
Selain itu, adanya tekanan untuk terlihat sempurna di sosial media membuat generasi milenial hingga gen z yang terinspirasi untuk melakukan operasi. Hal itu diungkapkan oleh dokter, bahwa alasan tersebut yang membuat mereka ingin melakukan operasi supaya terlihat bagus seperti pada saat menggunakan efek filter di beberapa media sosial.
Khususnya di Amerika Serikat (AS), beberapa orangnya banyak termotivasi untuk melakukan hal tersebut. Adanya peningkatan kebijakan bekerja dari rumah di beberapa perusahaan AS menjadi salah satu pengaruhnya, karena memungkinkan si pasien untuk bisa pulih sepenuhnya di rumah.
Pengaruh lainnya adalah masalah keuangan. Banyaknya orang yang ingin operasi plastik berharap dapat menghemat sejumlah besar uang mereka, selama pembatasan tinggal di rumah untuk mendapatkan impian mereka.
Dokter mengatakan, COVID-19 adalah hanyalah momen permulaan. Menurutnya di masa depan tren operasi plastik akan semakin terus meningkat, ditambah lagi dengan perawatan kosmetik yang semakin canggih, terjangkau, dan mudah.