Kedelai Impor Ancam Harga Tahu dan Tempe Naik, Produk Lokal Kenapa?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 14 Feb 2022 12:14 WIB
Ilustrasi/Foto: ANTARA FOTO/ASEP FATHULRAHMAN
Jakarta -

Perajin bakal menaikkan harga tahu dan tempe dalam waktu dekat. Harga tahu dan tempe bakal naik karena kenaikan harga kedelai impor.

Produksi tahu dan tempe di Indonesia memang bergantung pada kedelai impor. Menurut Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu (Gakoptindo) Aip Syarifuddin 90% kebutuhan kedelai untuk produksi tempe dan tahu dipenuhi dari kedelai impor, maka jangan heran bila harga kedelai melonjak, harga tempe dan tahu ikutan naik.

"Dari 3 juta ton per tahun kebutuhan kedelai untuk tahu dan tempe, 90% itu impor. Produk lokal 300-400 ribu ton per tahun. Makanya harga kami ikuti global, jadi ya kalau dia mahal ya kami mahal," ungkap Aip kepada detikcom, Senin (14/2/2022).

Sampai saat ini pun kenaikan harga kedelai masih terus terjadi, Aip memaparkan harga kedelai bagi perajin berada di rentang Rp 11.000-12.000 per kilogram (kg). Padahal harga kedelai pernah berada di rentang harga Rp 5.000-10.000 kg.

Semua tergantung letak daerah, makin jauh dari pelabuhan atau gudang maka harga kedelai bakal dipatok lebih mahal. Di Jakarta saja harga kedelai sudah menyentuh Rp 11.500 per kg.

Yang membuat Aip dan kawan-kawannya pusing lagi adalah kenaikan harga terjadi dalam hitungan hari. Setiap hari ada saja kenaikan harga, mulai dari rentang Rp 50-200 per kg.

"Sekarang harga kedelai naik terus setiap hari oleh importir. Rata-rata naik Rp 100, kadang Rp 50, kadang Rp 200 tergantung harga kedelai global di Amerika dan Brasil," kata Aip.

Lalu, bisakah perajin tahu dan tempe menggunakan kedelai lokal? Cek halaman berikutnya.

Simak Video: Kedelai Merangkak Naik, Perajin Tahu Tempe Mengeluh






(hal/ara)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork