Neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus sebesar US$ 0,93 miliar pada Januari 2022. Meski demikian, neraca perdagangan Indonesia masih defisit alias tekor terhadap beberapa negara, terutama China.
Indonesia mengalami defisit sebesar US$ 2,234 miliar dengan China. Indonesia mengekspor dengan nilai US$ 3,514 miliar pada Januari 2022 dan impor sebesar US$ 5,848 miliar.
"Utamanya kalau ke Tiongkok ini komoditasnya adalah mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya atau HS nomor 84, dan mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya atau HS nomor 85," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto dalam konferensi pers, Selasa (15/2/2022).
Defisit terbesar kedua adalah dengan Thailand. Ekspor Indonesia ke Thailand sebesar US$ 504,3 juta. Sementara impor dari Thailand US$ 934,5 juta.
"Neraca perdagangan kita dengan Thailand ini defisit sebesar US$ 430,2 juta," ujarnya.
Komoditas terbesar penyumbang defisit dari Thailand adalah plastik dan barang plastik. Lalu, gula dan kembang gula.
Defisit terbesar selanjutnya dengan Australia dengan nilai US$ 233,6 juta. Nilai ekspor Indonesia ke Australia sebesar US$ 262,5 juta. Sementara, nilai impor dari Australia sebesar US$ 496,1 juta.
"Kalau kita lihat komoditas apa saja yang terbesar kita ke Australia yang defisitnya terbesar yaitu serealia atau HS 10, dan bahan bakar mineral atau HS 27," tandasnya.
Lihat juga video 'BPS: Industri Pengolahan Sumber Terbesar Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal VI 2021':
(acd/dna)