Wow! Tenun Made In Gresik Dilirik Christian Dior, Mejeng di Forum G20

Wow! Tenun Made In Gresik Dilirik Christian Dior, Mejeng di Forum G20

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 17 Feb 2022 18:53 WIB
Tenun Gresik
Foto: Dok. LPEI
Jakarta -

Merek fesyen mewah Christian Dior ternyata pernah melirik kain tenun asal Gresik. Perajinnya adalah Nur Halimah, seorang perempuan yang berasal dari Desa Wedani Cerme, Gresik, Jawa Timur.

Perempuan lulusan SMK ini akhirnya bisa memamerkan kepiawaiannya menenun di ajang Presidensi G20. Dia berada di pameran G20 di JCC. Ditemani alat tenun bukan mesin yang dibawa langsung dari desanya, dengan bangga ia menunjukkan cara menenun kain dengan corak berwarna di tengah delegasi yang berhenti sejenak memperhatikannya.

Perjuangan Nur Halimah bukanlah proses yang instan untuk kemudian mampu secara ahli menenun kain. Bersama para perempuan di desanya, ia bergabung menjadi Anggota Koperasi Wedani Giri. Selang beberapa tahun kemudian ia mampu menghasilkan kain yang dilirik oleh desainer sekelas Christian Dior.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengaku sangat bangga bisa berpartisipasi di acara berkelas dunia ini. "Awalnya saya hanya melakukan pekerjaan ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tak menyangka pada akhirnya kain-kain ini bisa berkualitas ekspor dan dibeli oleh orang-orang luar negeri. Belum lagi kami juga mendapatkan kesempatan pelatihan dalam program Desa Devisa LPEI yang meningkatkan kualitas produksi dan akses pasar kami," ujar Nur Halimah dalam siaran pers, Kamis (17/2/2022).

Nur Halimah juga mengagumi sosok perempuan tangguh lainnya tak terkecuali Menteri Keuangan RI saat ini Sri Mulyani. Kekagumannya kepada sosok Menteri Keuangan juga dikarenakan beliau merupakan contoh seorang perempuan dengan segudang prestasi.

ADVERTISEMENT

Akhirnya Nur Halimah bertemu dengan idolanya ketika meninjau ke lokasi booth Rumah Joglo, Nur Halimah mendapat kesempatan menjelaskan cara kerja alat tenun bukan mesin (ATBM) kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani dan memandu untuk mempraktikannya.

"Saya bisa ketemu Menteri Keuangan yang selama ini hanya saya lihat di televisi, malah sekarang bisa berada langsung di samping beliau. Kita harus berusaha untuk mewujudkan mimpi," kata Nur Halimah.

Nur Halimah merupakan salah satu dari lebih 2500 petani dan penenun yang menerima manfaat dari program Desa Devisa Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Program pendampingan yang dilaksanakan secara berkelanjutan kepada pelaku usaha dan pengembangan komoditas unggulan suatu daerah dengan tujuan akhir ekspor.

Desa Devisa Tenun Wedani Giri Nata juga ditargetkan mampu melakukan ekspor perdana pada tahun 2022 ini. Kedepan, Program Desa Devisa LPEI ditargetkan dapat direplikasi oleh berbagai wilayah dan komoditas lainnya di Indonesia.

Program Desa Devisa yang digagas LPEI sebagai salah satu Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan RI dalam peningkatan ekspor nasional, pun mendorong pemulihan ekonomi dengan memperkuat pondasi pelaku UMKM binaannya. Di tengah pandemi global, LPEI terus membangun kapasitas UMKM berorientasi ekspor agar mampu bertahan dan menggarap pasar ekspor non tradisional.

"Kami merasa terhormat atas kesempatan yang diberikan untuk bisa berpartisipasi dalam ajang bersejarah ini. Pada kesempatan ini, kami menampilkan produk dari mitra binaan kami, yang salah satunya merupakan hasil dari Program Desa Devisa berupa kerajinan dan aksesoris perak APIKRI yang berasal dari Bantul, Yogyakarta," ujar Direktur Eksekutif LPEI Rijani Tirtoso.

Desa Devisa merupakan program pendampingan berkelanjutan kepada pelaku usaha dan pengembangan komoditas unggulan suatu daerah dengan tujuan akhir ekspor. Kerajinan APIKRI telah menjadi Desa Devisa sejak tahun 2020 dan mampu mengekspor produknya ke Belanda, Amerika dan Inggris.

Program Desa Devisa merupakan salah satu wujud inklusi keuangan yang diberikan LPEI sebagai perpanjangan tangan pemerintah kepada pelaku UMKM khususnya yang berorientasi ekspor di tengah pandemi COVID-19. Program Desa Devisa diharapkan dapat menjadi referensi bagi wilayah dan komoditas lainnya di Indonesia dan dapat membantu program Pemulihan Ekonomi Nasional.


Hide Ads