Microsoft Belanja Gila-gilaan! Perusahaan Game hingga Iklan Diborong

Microsoft Belanja Gila-gilaan! Perusahaan Game hingga Iklan Diborong

Iffa Naila Safira Widyawati - detikFinance
Jumat, 18 Feb 2022 09:35 WIB
CEO Microsoft Satya Nadella di Jakarta
CEO Microsoft Satya Nadella/Foto: detikINET/Reno Hastukrisnapati
Jakarta -

CEO Microsoft Satya Nadella sedang belanja besar-besaran. Mulai dari perusahaan pembuat video game, hingga teknologi periklanan.

Dikutip dari CNN, Jumat (18/2/2022) rencananya Microsoft membeli perusahaan pembuat video game Activision Blizzard, dengan harga hampir US$ 70 miliar atau Rp 1,01 triliun (kurs 14.300). Pembelian itu merupakan akuisisi terbesar dan paling berani dari Microsoft, tapi itu bukan satu-satunya kesepakatan penting di era Nadella.

Microsoft juga mencaplok bisnis teknologi periklanan Xandr dari pemilik AT&T (T) akhir tahun lalu dengan nilai US$ 1 miliar atau Rp 14,3 triliun. Microsoft juga menambah pengeluaran hampir US$ 20 miliar atau Rp 286 triliun untuk akuisisi perusahaan perangkat lunak cloud Nuance pada awal 2021.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Banyak kesepakatan yang berjumlah miliaran dolar AS yang dibuat Microsoft sejak Nadella mengambil alih pada tahun 2014. Termasuk akuisisi pengembang Minecraft, pemilik studio game Bethesda ZeniMax Media, situs pengkodean sumber terbuka GitHub, dan jaringan media sosial bisnis LinkedIn.

Kesepakatan LinkedIn sebelumnya menjadi kesepakatan dengan nilai keuntungan terbesar Microsoft, yaitu mencapai US$ 26,2 miliar atau Rp 374,6 triliun.

ADVERTISEMENT

Saat ini ada laporan baru bahwa Microsoft ingin membeli Mandiant, perusahaan perangkat lunak keamanan siber yang sebelumnya dikenal sebagai FireEye yang berkisar di US$ 4,5 miliar atau Rp 64,3 triliun.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Namun, CEO Mandiant Kevin Mandia enggan berkomentar lebih lanjut terkait isu yang beredar. Bukan hal baru jika Microsoft ingin menggunakan sebagian besar uang tunai yang dimilikinya untuk beberapa kesepakatan.

Bisnis keamanan siber adalah titik fokus utama bagi Nadella. Terlihat dari tahun lalu, Microsoft membeli beberapa startup keamanan, termasuk CloudKnox Security, RiskIQ, dan CyberX.

Keamanan adalah bisnis yang menguntungkan bagi Microsoft karena menghasilkan sebagian besar pendapatan langganan tahunan terus menerus. Hal itu juga membantu Microsoft menarik lebih banyak pelanggan untuk berbagai penawaran perangkat lunak berbasis cloud lainnya.

Jadi, jika kesepakatan Mandiant tidak terjadi, Microsoft kemungkinan mengarahkan pandangannya ke perusahaan lain dalam fokus yang sama yaitu area keamanan siber.

"Kejahatan dunia maya adalah ancaman nomor satu yang dihadapi setiap bisnis saat ini," kata Nadella.

Dia menambahkan bahwa pendapatan keamanan siber untuk Microsoft mencapai US$ 15 miliar atau Rp 214,5 triliun selama 2021. Pendapatan ini melonjak 45% dari tahun sebelumnya.

(ara/ara)

Hide Ads