Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkap arus modal ke Indonesia mengalami peningkatan. Padahal di sisi lain, bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve akan menaikkan suku bunga, di mana hal ini akan menghambat arus modal ke negara berkembang.
"Semenjak 2022 awal ini, sudah terjadi pembalikan capital inflow lagi di Indonesia. Ini tentu menarik, karena di satu sisi probabilitas The Fed akan menaikan suku bunga semakin pasti, namun justru capital kembali flowing back ke Indonesia," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Selasa (22/2/2022).
Sri Mulyani menyebutkan total nilai pembelian saham maupun surat berharga negara cukup signifikan yakni Rp 25,9 triliun. "Ini tentu menyebabkan yield dari Surat Berharga Negara kita masih bisa terjaga dengan baik," ucapnya.
Baca juga: IHSG Cetak Rekor Lagi, Tembus ke Level 6.848 |
Sementara sebelumnya, capital flow waktu pengumuman adanya kemungkinan tapering disebut menyebabkan adanya capital outflow di Indonesia.
"Indonesia juga alami sedikit outflow, baik yang surat berharga maupun untuk pembelian saham," lanjutnya.
Kenaikan suku bunga diakibatkan karena inflasi di Amerika Serikat terus meningkat. Baru-baru ini kenaikannya mencapai 7,5%, tertinggi dalam 40 tahun terakhir. Hal itulah yang diyakini menyebabkan The Federal Reserve akan meningkatkan suku bunganya.
"Banyak yang melihat konsensus bahwa The Fed kemungkinan akan menaikan suku bunganya antara 5-7 kali pada tahun ini. Ini tentu jadi suatu perubahan, tentu berakibat pada arus modal di negara-negara emerging," imbuhnya.
(dna/dna)