Jokowi Apresiasi Electrum-Gojek Genjot Ekosistem Kendaraan Listrik RI

Jokowi Apresiasi Electrum-Gojek Genjot Ekosistem Kendaraan Listrik RI

Yudistira Perdana Imandiar - detikFinance
Selasa, 22 Feb 2022 20:12 WIB
CEO Gojek dan Jokowi
Foto: Gojek
Jakarta -

Perusahaan patungan Gojek dan TBS Energi Utama (TBS), Electrum bersinergi dengan Pertamina, Gogoro dan Gesits dalam mengakselerasi pengembangan ekosistem kendaraan listrik terintegrasi di Indonesia. Sinergi perusahaan BUMN dan swasta ini menyediakan solusi lengkap dalam hal penggunaan kendaraan listrik.

Peluncuran kolaborasi yang dihadiri Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada Selasa (22/2/2022) ini ditandai dengan hadirnya layanan GoRide Electric di aplikasi Gojek untuk uji coba komersial di wilayah Jakarta.

Menandai pengukuhan komitmen dan kolaborasi ini, Electrum, Pertamina, Gogoro, dan Gesits akan memperluas uji coba komersial penggunaan kendaraan listrik roda dua yang akan terus dikembangkan secara bertahap hingga ribuan unit di sepanjang tahun 2022.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasil uji coba akan dimanfaatkan antara lain sebagai landasan rencana bisnis Electrum. Perusahaan gabungan Gojek dan TBS ini sudah memiliki rencana membangun manufaktur motor listrik, teknologi pengemasan baterai, infrastruktur penukaran baterai, dan pembiayaan untuk memiliki kendaraan listrik.

Selain Presiden Jokowi, pengukuhan komitmen bersama di SPBU MT Haryono tersebut dihadiri juga oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif.

ADVERTISEMENT

Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengapresiasi keberanian perusahaan-perusahaan yang berkolaborasi mengembangkan ekosistem kendaraan listrik dari hulu ke hilir.

"Pemerintah sangat serius untuk masuk pada energi baru terbarukan termasuk menuju pada kendaraan listrik. Oleh sebab itu, saya sangat menghargai keberanian perusahan-perusahaan masuk dari hulu sampai hilir untuk memulai membangun ekosistem kendaraan listrik. Kita harapkan sesuai dengan target kita di 2030 untuk emisi karbon berada di angka 29%, dan di 2060 masuk ke emisi nol atau net zero carbon," ungkap Jokowi,

Adapun dalam sinergi komprehensif keempat perusahaan tersebut, Electrum bertindak sebagai integrator dan pengembang ekosistem kendaraan listrik. Sementara itu, Pertamina lewat Pertamina Patra Niaga akan menyediakan stasiun penukaran baterai motor listrik di berbagai SPBU yang tersebar di kawasan Jakarta Selatan. Selanjutnya, Gogoro sebagai penyedia inovasi teknologi penukaran baterai dan motor listrik, sedangkan Gesits menyediakan motor listrik beserta infrastrukturnya.

"Dalam mempercepat adopsi kendaraan listrik, dibutuhkan integrator, pengembang, dan katalis yang aktif membangun ekosistem kendaraan listrik. Inilah peran yang Electrum ambil karena ekosistem kendaraan listrik di Indonesia belum terintegrasi dengan baik," ungkap Direktur Utama Electrum dan Wakil Direktur Utama TBS Pandu Sjahrir.

"Lewat sinergi erat bersama BUMN dan swasta, kami percaya adopsi bisa terakselerasi. Tidak hanya mendorong penggunaan, kami di Electrum memastikan infrastruktur bisa tersedia dengan baik sehingga masyarakat tidak ragu memanfaatkannya," sambungnya.

CEO Gojek dan JokowiFoto: Gojek

CEO Gojek dan Direktur Electrum Kevin Aluwi menyampaikan sebagai bagian dari Grup GoTo, Gojek memiliki komitmen untuk menjadi platform karbon netral dan menargetkan 100 persen armadanya menggunakan kendaraan listrik di 2030. Komitmen Gojek ini, kata Kevin, sesuai dengan satu dari tiga prioritas G20 tahun ini yakni transisi energi.

"Fokus adopsi motor listrik kami pandang tepat untuk Indonesia, di mana penggunaan motor lebih banyak dibandingkan mobil. Dengan uji coba komersial motor listrik untuk digunakan oleh mitra driver Gojek, kami bisa mendapatkan berbagai insight dari mitra driver dan penumpang atau konsumen," ujarnya

"Seperti misalnya terkait operasional kendaraan listrik termasuk pengalamanan dalam berkendara, penghematan hingga kemudahan penggantian baterai sebagai sumber daya kendaraan. Insight ini bisa kami manfaatkan untuk menjadi landasan rencana bisnis Electrum ke depannya," papar Kevin.

Klik halaman selanjutnya >>>

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menimpali sebagai pemain utama sektor energi di Indonesia, Pertamina berkomitmen terus mendukung rencana pemerintah melakukan transisi energi. Hal ini direalisasikan melalui perluasan jaringan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU).

Nicke menyatakan Pertamina akan memanfaatkan hasil uji komersial ini untuk mendapatkan bisnis model terbaik terkait SPBKLU.

"Pertamina sebagai pemain utama sektor energi di indonesia berkomitmen terus mendukung rencana pemerintah melakukan transisi energi. Ini dilakukan melalui perluasan jaringan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (Battery Charging Station) dan stasiun penukaran baterai kendaraan listrik (Battery Swapping Station)," ujar Nicke.

"Pertamina memahami kebutuhan para pengendara motor listrik, yaitu kecepatan dan kemudahan, sehingga kami menyediakan Battery Swapping Station. Jadi, langsung 'Swap and Go'. Dengan bisnis model seperti ini, Indonesia juga berpeluang untuk mengembangkan baterai motor listrik standar Indonesia, sehingga ke depan, harga motor listrik dapat lebih terjangkau," imbuhnya.

Nicke menambahkan Pertamina terus bergerak mendukung program pemerintah dalam mempercepat transisi energi di bidang kendaraan listrik bersama dengan Gojek, Indonesia Battery Corporation (IBC), Gesits, dan Electrum dalam mengembangkan infrastruktur kendaraan listrik.

"Setelah membangun 6 lokasi charging station, Pertamina melalui PT Pertamina Patra Niaga sebagai Subholding Commercial & Trading saat ini telah resmi mengoperasikan 14 unit Battery Swapping Station dengan 212 baterai yang tersebar di 7 lokasi Green Energy Station (GES) Pertamina. Ke depan, kami akan terus memperluas jaringan Battery Swapping Station di Indonesia," urai Nicke.

Sebelumnya, Gojek bersama Electrum dan Pertamina telah melakukan uji coba komersial tahap satu motor listrik. Hasilnya, Kevin menyatakan pemanfaatan motor listrik dapat diterima dengan baik oleh mitra driver dan konsumen.

Dari sisi mitra driver, ulas Kevin, mereka bisa menghemat biaya operasional hingga 30% atau mencapai Rp 500 ribu sampai dengan Rp 700 ribu dalam sebulan. Lebih dari itu, mitra driver dan konsumen juga merasa motor listrik lebih nyaman karena memiliki tarikan yang lebih halus dan tanpa suara bila dibandingkan dengan motor berbahan bakar minyak.


Hide Ads