Menteri Korsel Buka-bukaan Kerja Sama dengan RI: Kendaraan Listrik-LNG

Menteri Korsel Buka-bukaan Kerja Sama dengan RI: Kendaraan Listrik-LNG

Aldiansyah Nurrahman - detikFinance
Rabu, 23 Feb 2022 08:00 WIB
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengadakan pertemuan dengan Menteri Perdagangan, Industri, dan Energi (MOTIE) Korea Selatan Moon Sung Wook.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengadakan pertemuan dengan Menteri Perdagangan, Industri, dan Energi (MOTIE) Korea Selatan Moon Sung Wook/Foto: Dok. Kemenko Perekonomian
Jakarta -

Kerja sama antar dua negara, Korea Selatan (Korsel) dan Indonesia memiliki potensi yang saling bermanfaat ke depan. Menteri Perdagangan, Industri, dan Energi Korsel, Moon Sung-Wook mengatakan ada tiga fokus kerja sama yang bisa saling menguntungkan dan berorientasi pada masa depan antara Korsel dengan Indonesia.

Fokus pertama, menurut Moon, kedua negara harus mempererat kerja sama rantai pasok bahan baku. Indonesia dinilai memiliki kekuatan di hulu karena memiliki sumber daya yang melimpah, sedangkan Korsel memiliki kelebihan di sektor hilir.

"Pemerintah kedua negara telah menandatangani MoU (Memorandum of Understanding) kerja sama terkait critical minerals kemarin dan ini akan menjadi pilar yang penting untuk membangun supply chain yang stabil antara Korsel dan Indonesia," jelasnya, saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (22/2/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fokus kerja kedua, adalah kerja sama di bidang Energi Baru Terbarukan (EBT). Menurut Moon, mencapai target nol-bersih emisi dan melakukan penanganan perubahan iklim telah menjadi keniscayaan.

Oleh karena itu, Korsel dan Indonesia telah resmi mengumumkan peta jalan untuk mencapai target nol emisi beberapa waktu lalu. "Untuk merealisasikan target tersebut, kita harus melakukan transisi energi yang berfokus pada sinergi bersih seperti solar, bio, dan hidrogen," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Penciptaan target tersebut tidak bisa hanya diraih satu negara saja, tetapi diperlukan kolaborasi dunia secara multilateral untuk membangun ekosistem. Moon yakin Korsel dan Indonesia bisa menjadi mitra yang terpercaya untuk menuju nol emisi, karena kedua negara memiliki visi dan kepentingan yang sama terkait perubahan iklim, serta memiliki struktur industri yang saling melengkapi.

Fokus yang terakhir atau yang ketiga, Moon mengatakan jaringan yang terbangun melalui Free Trade Agreement (FTA). Korsel sedang mempererat jaringan kerja sama melalui FTA untuk memperkokoh kolaborasi global, lebih universal dan inklusif.

Selain itu, Korsel dan Indonesia sama-sama menanti berlakunya Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement.

"Saya optimis jika kita terus melakukan pembenahan untuk membangun iklim investasi yang baik dan menjajaki proyek kerja sama ekonomi yang baru. Kedua negara, Indonesia dab Korsel akan bisa bekerja sama di sektor industri baru, seperti transisi digital, bio," ujar Moon.

Indonesia dan Korsel memang kerap menjalin kerja sama. Terbaru, Indonesia dan Korsel menjalin sejumlah kerja sama business to business (B2B) dan government to government (G2G).

Menko Perekonomian Airlanngga Hartarto buka suara di halaman berikutnya.

Simak juga Video: Rekor Lagi! Kasus Covid-19 Harian Korea Selatan Tembus 100 Ribu

[Gambas:Video 20detik]




Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan Pemerintah Indonesia dan Korsel, melakukan pertemuan yang merupakan implementasi dari pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Korsel Moon Jae-In di Korsel pada 2018.

Di samping itu, pada pertemuan kedua negara ini, juga dilakukan pertemuan bisnis antar pengusaha Indonesia dan Korsel.

"Antara pengusaha Indonesia dan Korsel yang diorganisir Kadin (Kamar Dagang dan Industri Indonesia) dan KCCI (Korea Chamber of Commerce and Industry), " jelasnya.

Ada empat bidang yang dibahas dan dikerjasamakan kedua negara di pertemuan ini, antara lain investasi, perdagangan, energi dan sumber daya mineral (ESDM), serta e-commerce.

Adapun MoU yang dihasilkan kedua negara secara G2G adalah MOU on Special Economic Zone yang ditandatangani oleh Menko Perekonomian RI dan Kementerian Perdagangan, Industri dan Energi Republik Korsel. Lalu, MOU regarding Cooperation on Pilot Projects of Charging System for E-Vehicle yang ditandatangani oleh Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM dengan Presiden Korea Institute for Advancement of Technology (KIAT).

Sementara secara B2B juga dilakukan sejumlah MoU, yakni MoU for Cooperation in the Electric Motorcycle yang ditandatangani oleh Ketua Ikatan Motor Indonesia dengan Presiden Korea Automotive Technology (KATECH), MoU for Cooperation in the Electric Vehicle yang ditandatangani oleh Presiden Institut Otomotif Indonesia dengan Presiden KATECH.

Kemudian MoU on Cooperation in Human Resources Development yang ditandatangani oleh Indonesian Chamber of Commerce and Industry dengan Korea Chamber of Commerce and Industry, Joint Study Related to Potential Cooperation in Hydrogen, CCS Development, LNG Infrastructure & Terminal Utilization and LNG Business Development Opportunities in Korea.


Hide Ads