Perang antara Rusia dan Ukraina pecah! Hal ini diperkirakan memberikan dampak yang luas bagi perekonomian global.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad mengatakan, pecahnya perang antara Rusia dan Ukraina akan memberikan dampak terhadap komoditas.
"Tentu saja ini efek pertama harga minyak langsung tembus di atas US$ 100 per barel," katanya kepada detikcom, Kamis (24/2/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Rusia Serang Ukraina, Bitcoin cs Babak Belur |
Ia memaparkan, hal ini menimbulkan ekspektasi terkait pasokan komoditas. Sebab, ada hambatan distribusi dan lain sebagainya.
"Misalnya saja, Rusia kan memasok ke Eropa, dan sebagainya. Sementara pasti orang akan menghentikan karena tindakan Rusia akan dibalas secara ekonomi terutama oleh anggota-anggota NATO," ujarnya.
Rusia merupakan salah satu produsen utama minyak dan gas. Menurutnya, perang tersebut akan mengerek harga komoditas minyak dan gas, lalu berdampak pada komoditas lain.
"Otomatis, Rusia kan punya komoditas utama salah satunya minyak dan gas. Itu menyebabkan harga akan meningkat. Tentu saja, kalau harga komoditas minyak meningkat, komoditas lainnya cenderung sama, komoditas pokok, dan ini komoditas impor lainnya ke kita. Gas apalagi ya pasti meningkat," paparnya.
Tak hanya itu, perang tersebut juga memberikan dampak ke pasar keuangan. Perang Rusia dan Ukraina membuat pasar keuangan bergejolak.
Konflik Rusia-Ukraina bikin ketidakpastian komoditas. Cek halaman berikutnya.
Simak juga Video: Dubes Ukraina: Kami Ingin Indonesia Bersama Kami